Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang pada Kamis 2 Mei 2024, sementara tim darurat terus berupaya untuk menyelamatkan mobil-mobil yang terjatuh dari lokasi kejadian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantor berita negara Xinhua melaporkan jumlah korban tewas terbaru pada Kamis petang waktu setempat. Sebelumnya disebutkan bahwa 30 orang terluka, tetapi mereka tidak berada dalam kondisi yang mengancam jiwa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jalan raya tersebut ambles pada Rabu pagi ketika Cina memulai libur besarnya pada awal Mei, yang secara tradisional merupakan salah satu waktu tersibuk dalam setahun di jalan raya.
Foto-foto dari udara menunjukkan salah satu sisi jalan raya S12 antara Kota Meizhou dan Kabupaten Dabu telah runtuh bersama tanah di bawahnya, menyebabkan lumpur mengalir menuruni lereng bukit yang curam dan berhutan.
Stasiun penyiaran negara CCTV mengatakan insiden itu adalah “bencana geologi alam… [yang terjadi] akibat hujan deras yang terus-menerus”.
Bentangan jalan sepanjang 17,9 meter ambruk, dan sejauh ini 23 kendaraan ditemukan di dalam lubang berlumpur.
Beberapa orang yang menyaksikan kejadian tersebut mengatakan kepada media lokal bahwa mereka mendengar “suara mobil jatuh” yang diikuti dengan “ledakan besar”.
“Kami berhenti dan keluar dari mobil untuk memeriksa dan tidak tahu bahwa jalan tersebut telah runtuh,” kata salah satu warga kepada Guizhou Evening News.
Jalan raya ditutup di kedua arah dan sekitar 500 personel darurat termasuk petugas pemadam kebakaran dan ahli penyelamat ranjau dikerahkan ke lokasi untuk membantu operasi penyelamatan.
Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan mobil-mobil rusak ditarik dari lumpur dengan derek raksasa, dan ekskavator bersiaga. Tim penyelamat juga melakukan pencarian dengan anjing dan alat pendeteksi kehidupan.
Upaya pencarian menjadi rumit karena hujan terus-menerus, serta pergerakan kerikil dan tanah di lokasi, sehingga menimbulkan risiko bagi para pekerja, kata seorang pejabat pemadam kebakaran kepada media Cina.
Insiden ini merupakan yang terbaru dari serangkaian bencana terkait cuaca ekstrem di Guangdong dalam beberapa pekan terakhir.
Hujan deras bulan lalu memicu banjir di wilayah lain di provinsi tersebut yang menewaskan empat orang dan memaksa lebih dari 100.000 warga dievakuasi.
Pekan lalu, angin puting beliung melanda sebagian kota besar Guangzhou dan menewaskan lima orang.
Hujan deras yang terjadi kali ini jauh lebih deras dibandingkan perkiraan normalnya dan dikaitkan dengan percepatan perubahan iklim.
Pilihan Editor: Jalan Amblas, Bus Masuk ke Lubang, 6 Tewas dan 16 Lainnya Cedera
AL JAZEERA