Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pacquiao vs Duterte

Petinju dan senator, Manny Pacquiao, maju sebagai calon Presiden Filipina. Akan menantang Rodrigo Duterte, kandidat wakil presiden.

25 September 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Petinju Manny Pacquiao maju sebagai calon Presiden Filipina.

  • Pemimpin gerakan anti-Taliban di Afganistan menyingkir ke Tajikistan.

  • Joe Biden mencoba meredakan ketegangan soal kesepakatan kapal selam nuklir Australia.

Filipina

Petinju Pacquiao Jadi Calon Presiden

MANNY Pacquiao, senator dan petinju Filipina, menerima pengangkatan dirinya sebagai calon presiden dari Partai Demokratik Filipina-Kekuatan Rakyat (PDP-Laban) faksi Pacquiao untuk pemilihan umum 2021. "Ini saatnya bagi yang tertindas untuk menang. Ini saatnya bagi bangsa kita bangkit dari kemiskinan. Ini saatnya bagi pemerintahan yang bersih tempat setiap sen jatuh ke tangan rakyat," tuturnya dalam rapat partai pada Ahad, 19 September lalu, seperti dikutip Rappler.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun PDP-Laban faksi Alfonso Cusi sebelumnya telah memilih Presiden Filipina Rodrigo Duterte sebagai calon wakil presiden. Partai itu terbelah menjadi dua faksi sejak Pacquiao mengkritik kebijakan Duterte. Faksi Cusi adalah kelompok pendukung Duterte. Keduanya menunggu keputusan Komisi Pemilihan Umum mengenai faksi mana yang akan diakui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pacquiao mengaku telah bertemu dengan kandidat kuat wakil presiden, seperti Wakil Presiden Leni Robredo dan Wali Kota Manila Isko Moreno. Dia juga telah bertemu dengan Pantaleon Alvarez, presiden Partai untuk Reformasi Demokratis. Namun belum ada kesepakatan di antara mereka.

Survei Pulse Asia menunjukkan Sara Duterte-Carpio, putri Rodrigo Duterte yang menjabat Wali Kota Davao, menjadi kandidat presiden terkuat, diikuti Isko Moreno dan Ferdinand Marcos Jr., putra mantan presiden Ferdinand Marcos. Sara menyatakan akan maju dalam pemilihan Wali Kota Davao. Adapun Isko mengumumkan akan maju sebagai calon presiden pada Rabu, 22 September lalu.


Afganistan

Tokoh Perlawanan Panjshir Menyingkir ke Tajikistan

DI tengah perang sengit antara tentara Taliban dan kelompok perlawanan di Lembah Panjshir, Afganistan, Ahmad Massoud, pemimpin gerakan perlawanan, menyingkir ke negara tetangga Tajikistan. Ahmad telah kabur sejak 6 September lalu. Demikian dilaporkan The Intercept pada Selasa, 21 September lalu, berdasarkan informasi dari pejabat intelijen Amerika Serikat dan mantan pejabat Afganistan.

Mantan wakil presiden Amrullah Saleh, yang juga bergabung dengan kelompok anti-Taliban, sudah kabur lebih dulu dengan sebuah helikopter. Cuitan terakhir Saleh di Twitter pada 3 September lalu membantah kabar dia sudah meninggalkan negerinya. "Perlawanan terus berlangsung dan akan terus berjalan," demikian isi cuitan itu.

Ahmad kini dikabarkan bermukim di sebuah "rumah aman" di Dushanbe, ibu kota Tajikistan. Namun, pada Senin, 20 September lalu, Ali Maisam Nazary, juru bicara Ahmad, mengklaim Ahmad berada di Afganistan, di sebuah tempat yang tidak bisa diumumkan.


Australia

Kesepakatan Kapal Selam Berbuntut Panjang

Kedutaan Besar Prancis kosong setelah Prancis memutuskan untuk memanggil duta besarnya di Amerika Serikat dan Australia di Washington, AS, September 17, 2021. REUTERS/Gershon Peaks

KESEPAKATAN pembangunan kapal selam nuklir antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat berbuntut panjang. Dalam kesepakatan yang disebut Pakta Aukus itu, Amerika dan Inggris akan memberi Australia teknologi dan kapabilitas untuk membangun kapal selama bertenaga nuklir dan misil jarak jauh.

Cina mengkritik kesepakatan itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian menilai ketiga negara tersebut telah "merusak stabilitas dan perdamaian kawasan, meningkatkan tensi perlombaan senjata, dan merusak usaha-usaha internasional untuk tidak mengembangkan nuklir".

Prancis, yang gagal menjual teknologi kapal selamnya senilai US$ 65 miliar ke Australia, menyebut kesepakatan itu brutal dan menarik duta besarnya. Prancis bahkan akan memblokir perundingan perdagangan bebas antara Uni Eropa dan Negeri Kanguru.

Presiden Amerika Joe Biden dijadwalkan segera menelepon Presiden Prancis Emmanuel Macron setelah Prancis menarik duta besarnya dari Washington, DC. Sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki, menyatakan Biden akan mengukuhkan komitmen Amerika untuk bekerja sama dengan Prancis pada isu-isu global. "Tentu (mereka) akan mendiskusikan perkembangan terakhir dan kerja sama yang berjalan, juga kepentingan bersama kami di Indo-Pasifik," kata Psaki pada Senin, 20 September lalu, seperti dikutip CNN.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Kini meliput isu internasional. Sebelumnya menulis berbagai topik, termasuk politik, sains, dan seni. Pengasuh rubrik Pendapat dan kurator sastra di Koran Tempo serta co-founder Yayasan Mutimedia Sastra. Menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (Kemitraan Partnership, 2020). Lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus