Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 30 November 2024, Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump mengungkapkan niatnya untuk menunjuk Kash Patel, mantan pejabat Keamanan Nasional dan loyalisnya, sebagai Direktur FBI yang baru. Hal ini menunjukkan bahwa Trump berencana untuk memberhentikan Direktur FBI saat ini, Christopher Wray, yang meskipun ditunjuk oleh Trump, hubungan keduanya telah tegang.
Kash Patel, yang pernah menjabat sebagai penasihat direktur intelijen nasional dan menteri pertahanan pada masa jabatan pertama Trump, dikenal kritis terhadap FBI. Ia telah lama menyerukan agar FBI menghentikan peran pengumpulan intelijen dan membersihkan anggotanya yang tidak mendukung agenda politik Trump.
Dalam sebuah wawancara pada bulan September di acara Shawn Ryan Show, Patel menyampaikan visinya untuk merestrukturisasi FBI. Ia menyatakan bahwa masalah terbesar FBI terletak pada fungsi intelijennya, dan berjanji akan membongkar komponen tersebut. Bahkan, ia mengusulkan untuk menutup Gedung Hoover FBI pada hari pertama masa jabatannya dan mengubahnya menjadi museum negara bagian. Ia juga berencana untuk mengirim 7.000 pegawai FBI ke seluruh Amerika Serikat untuk fokus pada pengejaran kriminal.
Pencalonan Patel ini mengisyaratkan bahwa Trump berencana untuk mewujudkan ancamannya untuk menggantikan Wray. Meskipun Wray diangkat oleh Trump pada 2017, masa jabatan sepuluh tahunnya yang berakhir pada 2027 kini terancam dengan langkah-langkah yang sedang disiapkan oleh Trump.
Menanggapi pertanyaan mengenai pencalonan Kash Patel sebagai Direktur FBI yang perlu mendapatkan persetujuan Senat, juru bicara FBI mengungkapkan bahwa para pegawai FBI terus bekerja setiap hari untuk melindungi warga Amerika dari ancaman yang semakin berkembang. Fokus Direktur FBI, Christopher Wray, tetap pada dukungannya terhadap tim FBI yang bekerja sama dalam menjalankan tugas mereka demi melayani masyarakat dan menjaga keamanan negara.
Direktur FBI diangkat dengan masa jabatan sepuluh tahun berdasarkan peraturan yang bertujuan untuk memisahkan biro tersebut dari pengaruh politik. Wray sendiri, yang diangkat oleh Trump pada tahun 2017 setelah pemecatan James Comey, kerap menjadi sasaran kritik dari pendukung Trump.
Kritikan ini semakin memuncak setelah FBI melakukan penggeledahan di Mar-a-Lago, kediaman Trump, untuk mencari dokumen-dokumen rahasia, serta atas perannya dalam menangani arahan dari Jaksa Agung Merrick Garland mengenai perlindungan dewan sekolah setempat dari ancaman kekerasan.
Sementara itu, Jaksa Khusus Jack Smith, yang menangani dua kasus terhadap Trump terkait perannya dalam merusak pemilu 2020 dan penyimpanan dokumen rahasia, mengajukan permohonan pada 25 November agar kasus-kasus tersebut dihentikan sebelum Trump dilantik kembali pada 20 Januari. Permohonan tersebut didasarkan pada kebijakan Departemen Kehakiman yang menghindari penuntutan terhadap seorang presiden yang sedang menjabat.
Sebelumnya, Wray juga menyatakan bahwa dirinya tidak berniat mundur lebih awal dari jabatannya dan tengah sibuk merencanakan aktivitas lainnya untuk tahun 2025, meskipun situasi politik yang berkembang tetap mempengaruhi dinamika di sekitarnya.
MICHELLE GABRIELA | IDA ROSDALINA | ANTARA
Pilihan Editor: Donald Trump Tunjuk Kash Patel Pimpin FBI, Berikut Profil dan Perjalanan Karir Keturunan Imigran India Ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini