Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Para penyelidik internasional yang menyelidiki jatuhnya pesawat Malaysia Airlines Penerbangan 17 (MH17) pada 2014 di atas Ukraina timur akan mempresentasikan hasil temuan terbaru pada Rabu 8 Februari 2023, termasuk kemungkinan menyebutkan tersangka tambahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada November lalu, pengadilan internasional yang berbasis di Den Haag, Belanda, memvonis dua mantan agen intelijen Rusia dan seorang pemimpin Ukraina atas pembunuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka dianggap bertanggung jawab membantu mengatur sistem misil Rusia yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat, menewaskan 298 penumpang dan awak.
Ketiga pria, yang diadili secara in absentia, masih buron.
Penyelidik terus mengumpulkan bukti tentang kehancuran pesawat, dan dapat mengidentifikasi awak yang mengawaki sistem rudal. Maupun pejabat tinggi militer atau politik Rusia yang menyetujui pemindahan rudal masuk dan keluar dari Ukraina.
Rusia membantah bertanggung jawab atas kehancuran MH17.
Pesawat MH17 ditembak jatuh saat terbang di atas Ukraina timur dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada 17 Juli 2014, menewaskan semua penumpang, termasuk 196 warga negara Belanda.
Setelah insiden tersebut, Belanda, Australia, Belgia, Ukraina, dan Malaysia membentuk tim investigasi bersama mengumpulkan bukti tindakan pidana
Tim telah menjadwalkan konferensi pers pada Rabu pukul 13 waktu setempat. Keluarga korban akan diberitahu tentang temuan tersebut sebelum konferensi pers.
Pada saat pesawat ditembak jatuh, pasukan Ukraina bertempur dengan separatis pro-Rusia di provinsi Donetsk, Ukraina timur.
Meski Rusia telah mencaplok Krimea pada Maret 2014, Rusia menyangkal keterlibatan militer dalam pertempuran di Donetsk saat itu.
Namun sebagai bagian dari hukuman terhadap ketiga pria tersebut pada November, pengadilan Belanda memutuskan bahwa Rusia sebenarnya memiliki "kendali menyeluruh" atas pasukan separatis di Donetsk mulai Mei 2014.
Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" dan pada September mengatakan telah mencaplok Donetsk.
CHANNEL NEWSASIA (Fatima Asni Soares)