Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar RI untuk Republik Kazakhstan dan Republik Tajikistan M. Fadjroel Rachman mengungkap sejumlah kerja sama yang telah terjalin antarnegara di sejumlah sektor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hubungan diplomatik Indonesia dan Kazakhstan serta Tajikistan terus mengalami peningkatan, baik pada kerjasama ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan dan pariwisata," kata Fadjroel saat menghadiri perayaan tahun baru 2025 di Wisma Indonesia Kazakhstan pada Selasa, 31 Desember 2024, dikutip dari rilis resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Astana.
Kerja Sama Perdagangan
Fadjroel menuturkan bahwa berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Kazakhstan pada tahun 2024 dari data yang tersedia bulan Januari-Oktober telah mencapai lebih dari $351,5 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu, perdagangan bilateral Indonesia dengan Tajikistan pada periode yang sama tahun 2024 senilai $1,5 juta dollar, meningkat lebih dari 50 persen dari periode yang sama di tahun 2023.
Menurut catatan sepanjang 2024, KBRI Astana telah memfasilitasi berbagai kunjungan dan pertemuan business matching antara pengusaha baik dari Indonesia, Kazakhstan ataupun Tajikistan.
Selanjutnya, dalam Trade Expo Indonesia dan Indonesia South and Central Asia Business Forum pada Oktober lalu di Jakarta, KBRI Astana telah memfasilitasi kehadiran 12 pengusaha Kazakhstan, termasuk delegasi dari perusahaan nasional Minyak Kazakhstan Kazmunaygas untuk pertemuan bilateral penjajakan kerja sama dengan PT Pertamina.
Peningkatan Pariwisata
KBRI Astana menyebut bahwa jumlah kunjungan per Oktober 2024, sebanyak 17.113 wisatawan Kazakhstan dan Tajikistan telah mengunjungi Indonesia. Sebagian besar kunjungan itu ialah Bali.
Menurut KBRI Astana, angka ini telah jauh melampaui target tahunan KBRI Astana tahun 2024 sebesar 12.000 wisatawan dan diprediksi sampai akhir tahun dapat mencapai dan bahkan melebihi angka 20.000 wisatawan mengunjungi Indonesia.
Selain itu, KBRI Astana juga terus berupaya merealisasikan pembukaan direct flight antara Indonesia dan Kazakhstan.
Pelayanan Administrasi
KBRI Astana mengatakan bahwa mereka telah memberikan bantuan nasihat hukum, pendampingan, fasilitasi, penerjemahan dan menyelesaikan sebanyak 23 kasus WNI di Kazakhstan dan Tajikistan. Mereka juga telah memberi bantuan logistik, memfasilitasi pemulangan, memverifikasi data dan mengedukasi lebih dari 375 orang WNI, diaspora, friends of Indonesia maupun counterpart asing.
Lebih lanjut, KBRI Astana mengaku sudah menyediakan layanan kekonsuleran berupa penerbitan dokumen visa, paspor, surat keterangan dan legalisasi sebanyak 170 dokumen dan memberikan layanan keprotokolan kepada 163 orang tamu dinas dan delegasi pejabat tinggi Indonesia, Kazakhstan, dan Tajikistan.
Pertukaran Budaya dan Pendidikan
KBRI Astana menyebut diplomasi pencak silat merupakan salah satu cara efektif membentuk opini publik. Melalui pencak silat, promosi budaya pun menunjukan hasil di mana para pesilat Kazakhstan pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-20 telah meraih 10 Emas, 7 Perak dan 15 Perunggu atau 32 medali untuk kategori junior, senior dan eksebisi.
Mereka mendatangkan pelatih dari Persilat untuk melatih para pesilat Kazakhstan selama 3 bulan di beberapa daerah. Bahkan, untuk kategori junior, Kazakhstan merebut tiga besar dunia setelah Indonesia dan Singapura.
Pada sisi kerjasama universitas dan kerjasama budaya, KBRI Astana menyebut telah melampaui target yang ditetapkan pada tahun 2024 dengan 10 MoU universitas telah ditandatangani. Demikian juga dengan implementasi atas MoU sebelumnya berjalan dengan efektif, seperti lewat kegiatan saling kunjung para dosen dan mahasiswa, serta kerjasama teknis lainnya.