Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ka’bah dianggap sebagai tempat paling suci oleh umat Islam. Bangunan berbentuk kubus itu terletak di pusat Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah unggahan Facebook bertanggal 20 Mei 2021 membicarakan tentang larangan melintas di atas Ka'bah bagi pesawat terbang. Ka’bah diklaim merupakan pusat daya tarik magnet Bumi sehingga tidak mungkin untuk burung sekalipun terbang di atasnya. Posting tersebut telah dibagikan ribuan kali dalam berbagai bahasa, mulai dari Inggris, Prancis, Arab, Portugis, hingga Melayu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Klaim lebih lanjut menyatakan bahwa setiap objek yang melintas di atas Ka'bah akan “tervakum” ke tanah. Itu juga menurutnya alasan mengapa di Makkah tidak ada bandar udara (bandara). Namun, apakah semua hal tersebut benar?
Pada nyatanya, alasan mengapa pesawat dilarang terbang di atas Ka’bah dan ketiadaan bandara di Makkah sama sekali tidak berhubungan dengan kajian ilmiah, melainkan religius. Oleh karena itu, pernyataan bahwa Ka’bah merupakan pusat daya tarik magnet Bumi sepenuhnya salah.
Tentang Medan Magnet Bumi
Peneliti senior dinamika fluida geologis dari Institute of Physics of the Globe of Paris (IPGP) Julien Aubert mengatakan bahwa Bumi memiliki medan magnet yang berasal dari inti fluida di pusatnya, bukan di Makkah. Sementara menurut spesialis geomagnetisme IPGP Vincent Lesur, magnetisme sendiri adalah medan gaya yang berlaku untuk objek magnet apa pun.
Di Bumi, memang ada yang namanya “anomali magnetik” alias keberadaan sumber yang menyebabkan suatu gangguan pada medan magnet. Akan tetapi, walau telah melakukan pemetaan dan pengukuran menyeluruh, para ilmuwan belum menemukan sesuatu yang khusus di Makkah.
Kalaupun ada anomali magnetik, bukan berarti pesawat tidak mungkin terbang di atas Ka’bah. Gangguan magnetik mungkin merusak kompas, tetapi pesawat terbang menggunakan sistem geolokasi yang lebih modern.
Alasan Religius Larangan Terbang di Atas Ka’bah
Larangan terbang di atas Ka’bah berkaitan dengan alasan religius. Menurut Persatuan Pilot Maskapai Nasional Prancis (SNPL), otoritas Arab Saudi membenarkan bahwa pesawat tidak boleh melintas karena alasan ideologis dan penghormatan terhadap Ka’bah.
Seperti yang banyak orang tahu, Makkah merupakan kota suci di mana hanya Muslim yang diizinkan masuk ke sana. Ketentuan ini lantas juga mencakup wilayah udara di atas kota. Dalam situs Otoritas Umum Penerbangan Sipil Arab Saudi (GACA), Namun, di situs web GACA, sebuah dokumen menguraikan “pembatasan penerbangan di dekat penjaga dua masjid suci dan pihak-pihak lain” yang mengacu pada Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Pembatasan menentukan, “Tidak ada orang yang boleh mengoperasikan pesawat di atas atau di sekitar area mana pun yang akan dikunjungi atau dilalui oleh penjaga dua masjid suci, atau tokoh masyarakat lainnya yang bertentangan dengan pembatasan yang ditetapkan oleh presiden dan diterbitkan dalam Notice to Airmen (NOTAM).”
NOTAM terdaftar di situs web Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Pemberitahuan tersebut menunjukkan tempat-tempat yang tidak boleh dilewati oleh pihak maskapai beserta ketentuan larangan penerbangan. Ada beberapa pengecualian untuk larangan terbang di atas Makkah, misal helikopter yang diizinkan mengelilingi kota guna memantau keselamatan jamaah.
Kesimpulannya, alasan pesawat tidak boleh terbang di atas Ka'bah adalah untuk menghormati tempat-tempat suci dan tidak mengganggu jamaah setempat.
Pilihan editor: Mengenal Sosok Abrahah, Panglima yang Gagal Menghancurkan Mekah
SYAHDI MUHARRAM