Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jalur kereta cepat senilai US$6 miliar (Rp87 triliun) yang menghubungkan Cina dengan tetangganya di Asia Tenggara, Laos, dibuka pada Jumat, sebuah tonggak sejarah dalam rencana infrastruktur ambisius Cina Belt and Road Initiative.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Laos Thongloun Sisoulith menghadiri upacara virtual untuk menandai pelayaran perdana di jalur tersebut, yang membentang dari kota Kunming di barat daya Cina hingga ibu kota Laos, Vientiane, dilaporkan Reuters, 4 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cina, yang memegang 70% saham dalam proyek joint venture yang ditandatangani pada 2015, berharap jalur 1.000 km pada akhirnya akan diperluas melalui Thailand dan Malaysia ke Singapura.
Sebuah kereta api bersiap di stasiun saat upacara serah terima proyek kereta cepat yang menghubungkan Kota Kunming dengan Vientiane di barat daya Cina, Vientiane, Laos, 3 Desember 2021. [REUTERS/Phoonsab Thevongsa]
Dalam pertemuan video antara kedua pemimpin sebelumnya pada hari Jumat, Xi Jinping mengatakan negara-negara itu berdiri di "titik awal sejarah baru".
"Cina bersedia memperkuat komunikasi strategis dengan Laos, mempromosikan pengembangan Belt and Road Initiative yang berkualitas tinggi, dan terus membangun masyarakat Cina-Laos yang tak tergoyahkan dengan masa depan bersama," katanya dalam komentar yang diterbitkan oleh televisi negara Cina CCTV.
Para ekonom telah memperingatkan bahwa proyek kereta api dapat mempersulit Laos yang komunis, salah satu negara termiskin di Asia, untuk membayar utang luar negeri, yang sebagian besar utangnya kepada Cina.
Kantor berita negara Laos KPL mengatakan pada hari Kamis bahwa proyek kereta cepat tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengubah Laos "dari negara yang terkurung daratan menjadi negara yang terhubung dengan daratan".
REUTERS