Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jumlah Penumpang Kereta Cepat Whoosh Diperkirakan Turun Setelah 3 Bulan Operasi

Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana memperkirakan ramainya penumpang Kereta Cepat Whoosh tidak akan bertahan lama.

23 Oktober 2023 | 12.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana memperkirakan ramainya penumpang Kereta Cepat Whoosh tidak akan bertahan lama. Karena menurut dia, selain karena diterapkan tarif promo Rp 150 ribu, saat ini juga masih termasuk dalam masa pengenalan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, di mana banyak masyarakat yang penasaran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Setelah tiga bulan mendatang ditambah lagi tarifnya yang diterapkan normal, antusiasme masyarakat bisa menurun,” ujar dia melalui sambungan telepon pada Senin, 23 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam catatan terbaru dari PT Kereta Cepat Indonesia China atau PT KCIC, jumlah Kereta Cepat Whoosh pada Sabtu-Ahad, 21-22 Oktober 2023 mencapai 23.439 orang. Rinciannya, terdiri dari 11.330 penumpang pada Sabtu, 21 Oktober 2023 dengan okupansi 86 persen. Sementara 12.109 penumpang pada 22 Oktober 2023 dengan okupansi 92 persen. Rata okupansi 90 persen.

Justru, Aditya mengatakan, masa pengenalan ini juga menjadi tantangan bagi PT KCIC untuk menciptakan captive market (pasar yang dikuasai). Karena, penumpang yang saat ini menjajal sepur kilat itu hanya sekali dua kali saja mecobanya untuk pengalaman pribadi. “Bukan (penumpang) untuk perjalanan rutin,” ucap Aditya.

Yang dibutuhkan PT KCIC adalah penupang yang mau melakukan perjalanan rutik Jakarta-Bandung atau sebaliknya—atau setidaknya satu kali sebulan atau sepekan. Bahkan, penumpang yang mau menaiki kereta cepat setiap hari—untuk masyarakat yang berpenghasilan tinggi.

“Sekarang ramai karena masih masa perkenalan operasi, lalu karena tarifnya juga masih tarif promo,” tutur Aditya.

Dia juga mencontohkan mass rapid transit atau MRT Jakarta saat awal operasional komersil. Di mana pada Maret-Juni 2019, di awal operasional penumpangnya cukup banyak. Namun, setelah tiga bulan itu, pada Juli-September 2019, penumpang tidak seramai awal operasi.

“Saya menganalogikannya seperti itu. Agak berbeda dengan LRT Jabodebek yang memang relatif lebh stabil. Itu karena memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ucap Aditya.

Saat ini PT KCIC menerapkan tarif promo senilai Rp 150 ribu untuk semua rute. Promo tersebut berlaku untuk keberangkatan pada 18 Oktober hingga 30 November 2023. Tarif tersebut juga sudah termasuk kereta api feeder.

Sebelumnya, mengenai jumlah penumpang akhir pekan lalu itu diungkap oleh General Manager Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa. Menurut dia, jumlah penumpang itu didasari beberapa faktor seperti, adanya peningkatan masyarakat yang ingin berlibur, pulang ke daerah asal, bekerja, maupun untuk kepentingan lainnya di akhir pekan.

“Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah memilih Kereta Cepat Whoosh untuk melakukan perjalanan Jakarta-Bandung pulang pergi (PP) di akhir pekan ini,” ujar dia lewat keterangan tertulis, hari ini.

Menurut Eva, sebagian besar penumpang yang melakukan perjalanan dengan Whoosh di akhir pekan bertujuan untuk berlibur di Bandung atau berbelanja di Jakarta. Dengan singkatnya waktu perjalanan, kata dia, banyak penumpang yang sengaja melakukan perjalanan PP dalam satu hari yang sama tanpa perlu menginap di kota tujuan. 

Selain untuk berwisata, ada juga penumpang yang bepergian untuk kepentingan bisnis, bekerja, sekolah, dan mengunjungi keluarga. PT KCIC, kata Eva, senang karena Whoosh bisa jadi moda transportasi yang mampu mengakomodir kebutuhan perjalanan masyarakat dengan baik. 

“Hal ini tentu menambah semangat Kami untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan agar kedepannya masyarakat selalu mendapatkan yang terbaik dari kami,” kata dia.

Moh. Khory Alfarizi

Moh. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2018 dan meliput isu teknologi, sains, olahraga hingga kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti program Kelas Khusus Jurnalisme Data Non-degree yang digelar AJI Indonesia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus