Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
APA yang disiapkan calon ibu negara, Hayrünisa Ozyurt Gül, 42 tahun, jika ia memasuki Istana Kepresidenan Çankaya kelak? Media massa sibuk memberitakan istri calon presiden Abdullah Gül ini akan mempermak kerudungnya. Seorang perancang mode Turki, Atýl Kutoðlu. Kutoðlu, yang menetap di Wina, Austria, akan membuatnya lebih modis. Bahkan sebagian rambutnya akan terlihat. Ia akan memilihkan bagi Nyonya Gül gaya kerudung Sophia Loren, bintang film Italia masa lalu.
Hayrünisa membantah gosip soal kerudungnya itu, tapi soal kerudung inilah yang ikut memanaskan suhu politik Turki dua pekan belakangan ini. Berdasarkan konstitusi Turki, perempuan dilarang mengenakan kerudung di gedung milik pemerintah, universitas, termasuk istana presiden. Padahal, hanya dalam hitungan hari suami Hayrünisa, Abdullah Gül bersama tiga anak dan istrinya secara resmi menetap di istana presiden yang selama ini steril dari perempuan berkerudung. Hayrünisa akan menjadi ibu negara Turki pertama yang mengenakan kerudung.
Bagi kelompok oposisi, kerudung adalah simbol politik Islam yang bertentangan dengan sendi negara. Sekularisme adalah warisan Mustafa Kemal Atatürk sejak mendirikan Republik Turki pada 1923. Tapi, larangan berkerudung di gedung milik pemerintah dan universitas baru diberlakukan rezim militer pada 1980-an. Bahkan, menurut Perdana Menteri Tayyip Erdoðan, istri Mustafa Kemal Atatürk, sejatinya mengenakan kerudung. Toh Hayrünisa kini menjadi sorotan.
Hayrünisa adalah anak perempuan keluarga kaya dari Kayseri yang juga merupakan kota kelahiran Gül. Ia lahir dan dibesarkan di Istanbul. Hayrünisa bertemu dengan Gül dalam satu acara perkawinan di Kayseri pada 1979. Saat itu dia masih siswi Sekolah Menengah Perempuan Çemberlitaº. Sedangkan Gül mengambil program doktor di bidang ekonomi pada Universitas Istanbul sambil mengajar di Universitas Sakarya.
Tamat sekolah menengah Hayrünisa yang sudah mengenakan kerudung berencana ikut seleksi masuk Fakultas Sastra dan Bahasa Arab Universitas Ankara pada 1997. Ia gagal gara-gara larangan berkerudung itu.
Hayrünisa pun mengubur keinginannya menjadi mahasiswa, dan ia membuka lembaran baru hidupnya setelah bertemu dengan Gül sebagai politisi. Pada kencan pertama Gül membawa mawar merah untuknya. Pacaran setahun, mereka menikah pada 1980. Keduanya terentang jarak usia 15 tahun yang sempat menimbulkan keraguan pada keluarga masing-masing. ”Saya tak pernah berpikir akan menikah pada usia muda,” kata Hayrünisa. Tapi, kini Hayrünisa bakal menjadi ibu negara termuda di dunia, sedang Gül akan menjadi presiden termuda pertama di Turki.
Kudeta militer pada 12 September 1980 mempengaruhi kehidupan pengantin baru ini. Gül ditahan selama sebulan. Setelah bebas, Gül bekerja pada Bank Pembangunan Islam di Jeddah, Arab Saudi. Kala itu Hayrünisa menetap di Istanbul karena mengandung anak lelaki pertama, Ahmet.
Delapan tahun di Jeddah, Gül kembali ke Turki dan terjun ke politik lewat AK Parti yang ia dirikan bersama Tayyip Erdoðan pada 2001. Tapi politik tak pernah bersahabat dengan kerudung. Sebagai istri Wakil Perdana Menteri, Hayrünisa tak pernah mendampingi suaminya di istana. Bahkan jika Gül terpilih sebagai presiden pada putaran ketiga 28 Agustus mendatang, ia tak terjadwal hadir pada acara pengambilan sumpah suaminya sebagai presiden pada 29 Agustus di Anitkabir, mausoleum Atatürk.
Anak perempuannya, Kübra, belajar banyak dari semua ini. Ia mencopot kerudungnya dan menggantinya dengan wig ketika berada di kampusnya Universitas Bilkent. ”Perbedaan (soal kerudung) itu artifisial. Ini akan dilupakan dan kami akan mencapai kesepakatan,” kata Hayrünisa yang suka musik Turki dan Barat.
Raihul Fadjri (Turkish Daily News, Guardian)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo