Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Haiti Ariel Henry meminta masyarakat internasional membantu negara Karibia itu, karena blokade geng kriminal terhadap terminal bahan bakar utama telah menciptakan kekurangan barang yang meluas termasuk air minum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gengster sejak bulan lalu telah memblokir pintu masuk ke terminal bahan bakar Varreux, menciptakan kekurangan solar dan bensin yang mengerikan dan melumpuhkan kegiatan sehari-hari di Haiti.
Pihak berwenang selama akhir pekan mengkonfirmasi wabah kolera, yang biasanya disebarkan oleh air yang terkontaminasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya meminta seluruh komunitas internasional, semua negara yang berteman dengan Haiti, untuk berdiri bersama kami dan membantu kami memerangi krisis kemanusiaan ini," kata Henry dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Kami ingin air minum dan obat-obatan menjangkau orang sakit ketika kolera mulai kembali, agar pabrik-pabrik yang memproduksi air minum mulai bekerja kembali. Kami membutuhkan dokter dan perawat yang kesulitan mencapai rumah sakit."
Dia tidak merinci jenis bantuan khusus apa yang dia cari.
Blokade bahan bakar dimulai tak lama setelah pengumuman 11 September 2022 bahwa pemerintah akan memotong subsidi bahan bakar, memicu kemarahan di antara warga Haiti yang sudah berjuang dengan harga yang meroket.
Henry pada hari Rabu mengatakan subsidi adalah pengeluaran yang tidak berkelanjutan untuk negara Haiti.
"Ketika kita ... mensubsidi satu produk untuk kepentingan sekelompok orang, tidak ada lagi cara untuk membantu ibu dan ayah menyekolahkan anak-anak mereka," katanya. "Tidak ada uang yang tersisa untuk subsidi menurunkan harga pangan."
Reuters
Baca juga 7 Orang Meninggal di Haiti karena Kolera