Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 15 orang tewas dan sekitar 40 lainnya luka-luka ketika sebuah truk tangki yang bocor bensinnya meledak di Haiti selatan, kata Perdana Menteri sementara Garry Conille pada Sabtu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Conille mengatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa dia telah berbicara dengan pihak berwenang di wilayah Nippes, tempat ledakan pada Sabtu terjadi. Kru perlindungan sipil dan pejabat lainnya dimobilisasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pemerintah berdiri dalam solidaritas dengan semua korban dan keluarga mereka dan merencanakan evakuasi melalui helikopter,” tulis Conille.
Ledakan itu terjadi ketika para korban berusaha mengambil bahan bakar yang bocor dari truk, kata saksi mata.
Korban luka diangkut ke Rumah Sakit Sainte Therese di kota pelabuhan Miragoane, sekitar 100 kilometer sebelah barat ibu kota, Port-au-Prince.
Emmanuel Pierre, kepala Perlindungan Sipil nasional, mengatakan bahwa korban dalam kondisi serius akan dibawa untuk perawatan ke rumah sakit regional lainnya.
Seorang saksi mengatakan tangki bensin truk tersebut telah ditusuk oleh kendaraan lain, dan orang-orang bergegas ke lokasi untuk mengambil bahan bakar.
“Ada banyak orang. Mereka yang berada di dekat truk hancur,” kata pria yang tidak disebutkan namanya itu dalam wawancara video dengan outlet berita lokal Echo Haiti Media.
Ketika ditanya berapa banyak orang yang mungkin tewas dalam ledakan itu, dia mengatakan sulit untuk menjawabnya.
“Anda tidak bisa mengetahuinya, karena ada banyak orang, orang yang melihat, dan mereka yang mengumpulkan minyak. Ada banyak orang,” katanya.
Ini bukan pertama kalinya Haiti mengalami ledakan truk tanker yang mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2021, puluhan orang tewas di kota utara Cap-Haitien ketika sebuah truk tergelincir ketika mencoba menghindari sepeda motor.
Negara Karibia ini juga sering mengalami kekurangan bahan bakar, yang diperburuk dengan meningkatnya kekerasan geng yang melanda Port-au-Prince dan wilayah lainnya.
Pengiriman bahan bakar ke wilayah Miragoane melambat dalam beberapa pekan terakhir karena truk diangkut melalui feri untuk menghindari jalan raya yang dikendalikan geng di sekitar Port-au-Prince.
AL JAZEERA