Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Berlin -Hari ini, 81 tahun yang lalu, Adolf Hitler, penguasa Third Reich Jerman, dalam Perang Dunia II memerintahkan anak buahnya untuk melakukan pembinasaan jutaan orang Yahudi, yang dikenal sebagai Holocaust.
Dilansir dari encyclopedia.ushmm.org, Holocaust merupakan penganiayaan dan pembantaian sistematis yang dilakukan oleh negara terhadap 6 juta orang Yahudi Eropa oleh rezim Nazi Jerman dan sekutunya.
Holocaust merupakan peristiwa yang berkembang dan terjadi di seluruh Eropa antara tahun 1933 hingga 1945.
Dikutip dari dnktv.uinjkt.ac.id, Holocaust berasal dari bahasa Yunani, yaitu Holos yang berarti utuh dan Kaustos yang memiliki makna terbakat. Secara historis, peristiwa ini merupakan gambarankorban persembahan yang dibakar di atas alter. Atas dasar hal ini, kemudian Adolf Hitler sebagai pemimpin Jerman, mempresentasikan sebagai orang-orang Yahudi yang dibantai di kamp-kamp konsentrasi.
dnktv.uinjkt.ac.id, juga menjelaskan bahwa munculnya Holocaust lahir dari pemikiran teosentrisme pada abad pertengahan. Teosentrisme adalah konsep kepercayaan yang dimana Tuhan adalah pusat tatanan dunia. Kemudian, pemikiran ini secara perlahan menghilang hingga digantikan dengan pemikiran antroposentrisme yang dimana manusia menjadi pusat dari alam semesta.
Lantas mengapa Nazi hanya menyasar orang Yahudi? Dilansir dari encyclopedia.ushmm.org, Nazi menganggap bahwa bangsa Yahudi sebagai penyebab dari masalah sosial, ekonomi, politik, dan budaya dari Jerman. Secaa khusus, Nazi mengkambing hitamkan bangsa Yahudi atas kekalahan mereka dalam Perang Dunia 1 yang terjadi aantara 1914 dan 1918.
Dalam kilas sejarah, encyclopedia.ushmm.org menjelaskan bahwa bangsa Eropa sebenarnya telah memiliki prasangka mengenai bangsa Yahudi yang dianggap telah bertanggung jawab atas kematian Yesus. Akhirnya, sebagian besar rakyat Eropa mulai mengucilkan bangsa Yahudi. Pada abad ke 19, sebagian bangsa eropa keliru menganggap bahwa Yahudi bertanggung jawab atas banyak masalah sosial dan politik yang ada di industri modern. Akhirnya, Nazi memanfaatkan kebencian ini untuk menggolong-golongkan berbagai ras terhadap orientasi pandangan dunia.
Dengan penggolonan ini, Nazi menggolongkan orang Jerman sebagai ras Arya yang lebih unggul daripada ras lainnya. Selanjutnya, mereka menggolongkan ras Yahudi sebagai ras paling rendah dan berbahaya dari semua ras yang ada. Menurut Nazi, orang-orang Yahudi adalah bahaya yang perlu disingkirkan dari Jerman.
Melansir encyclopedia.ushmm.org, berikut bentuk-bentuk tindakan represif Nazi terhadap warga Yahudi.
- Diskriminasi. Nazi melakukan diskriminasi pada warga Yahudi dengan menyusun Undang-Undang Ras Nrember dan undang-undang lainnya yang banyak berisi diskriminasi pada ras Yahudi.
- Penghinaan Publik. Nazi juga melakukan boikot terhadap bisnis milik orang Yahudi, penghinaan secara terang-terangan, dan penggunaan lencana bintang Yahudi pada ban lengan atau pakaian.
- Kekerasan Terorganisir. Tragedi Pogrom dan Kristallnacht merupakan bukti nyata tindakan represif dari Nazi terhadap bangsa Yahudi.
- Pemindahan Secara Paksa. Para tentara Nazi menggunakan wewenang mereka untuk melakukan emigrasi secara paksa, pengusiran pemukiman, pengiriman bangsa Yahudi ke kamp konsentrasi, dan deportasi untuk mengusik dan menggusur komunitas Yahudi.
- Penjarahan. Nazi juga melakukan penyitaan properti, harta benda, dan barang berharga milik bangsa Yahudi.
- Kerja Paksa. Selain itu, Nazi juga memerintahkan orang Yahudi untuk melakukan kerja paksa sebagai tambahan tenaga dalam menghadapi Perang Dunia ke Dua dan untuk memperkaya militer dan bisnis swasta.
Lebih dari 6 juta orang Yahudi tewas akibat perisitiwa ini selama Perang Dunia II, tetapi pembantaian sebelum 1941 bukanlah kebijakan dari Nazi. Walaupun demikian, mulai 1941 Adolf Hitler sebagai pemimpin dari Nazi memutuskan untuk melakukan pembantaian massal sebagai “Solusi Akhir untuk Persoalan Yahudi”.
MUHAMMAD SYAIFULLOH
Baca juga : Formula 1 Kanada Usai, Ini Sejarah Balap Formula 1 Sempat Terhenti Efek Perang Dunia II
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini