Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kim Jong Un Waswas K-pop Merusak Generasi Muda Korea Utara

Kim Jong Un ingin menghentikan Kpop atau yang disebutnya perang budaya. Dia takut itu bisa merusak anak-anak muda di Korea Utara.

13 Juni 2021 | 18.00 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara untuk meresmikan dimulainya konstruksi pada tahap pertama proyek pembangunan 50.000 apartemen baru, di Pyongyang, Korea Utara, 24 Maret 2021. KCNA via REUTERS
Perbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara untuk meresmikan dimulainya konstruksi pada tahap pertama proyek pembangunan 50.000 apartemen baru, di Pyongyang, Korea Utara, 24 Maret 2021. KCNA via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyebut K-pop seperti sebuah kanker ganas dalam perang budaya. Baginya, K-pop lewat gaya busananya, gaya rambut, pidato dan perilakunya, bisa merusak anak-anak muda Korea Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kim memperingatkan jika K-pop dibiarkan, maka itu bisa membuat Korea Utara hancur seperti tembok yang lembab.

 

K-pop dari Korea Selatan saat ini sudah mendapat penggemar dari berbagai belahan dunia. Namun Korea Utara ingin menghentikan perang budaya baru tersebut.      

Izone x Fever Basket. Allkpop.com

 

Dalam beberapa bulan terakhir, di Korea Utara hampir tiada hari tanpa pemberitaan tentang Kim atau pemberitaan media milik pemerintah yang mewartakan perlawanan terhadap anti-sosialis dan non-sosialis, khususnya soal film-film Korea Selatan, K-drama dan video-video klip K-pop.

 

Kim waswas generasi muda Korea Utara lebih mudah menerima pengaruh dari luar sehingga dia merasa harus menancapkan cengkramannya.

 

Kim telah memerintahkan otoritas di Korea Utara untuk mengeluarkan invasi budaya tersebut. Kim biasa memperlihatkan amarahnya ketika ekonomi Korea Utara sedang lesu atau diplomasinya dengan negara-negara Barat terhenti.   

 

“Anak-anak muda Korea Utara berfikir mereka tidak punya utang apapun ke Kim Jong Un. Dia (Kim) harus menegaskan lagi kendali ideologinya pada anak-anak muda Korea Utara jika dia tidak mau kehilangan pondasi masa depan dinasti keluarganya,” kata Jung Gwang-il, seorang pembelot dari Korea Utara, yang membuka jaringan untuk menyelundupkan lagu-lagu K-pop masuk ke Korea Utara.   

 

Keluarga Kim sudah berkuasa di Korea Utara selama tiga generasi. Kesetiaan kaum milenial di Korea Utara sering menjadi ujian bagi Pyongyang.

 

Propaganda lawas Korea Utara menggambarkan Korea Selatan sebagai neraka hidup, yang dipenuhi dengan pengemis. Namun melalui K-drama yang pada awalnya diselundupkan lewat kaset dan CD, generasi muda Korea Utara mulai menyadari saat mereka mengalami kelaparan, masyarakat Korea Selatan berlomba-lomba ingin diet.

 

 

 

Sumber: nytimes.com          

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus