Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kisah Idi Amin, Presiden Uganda Paling Brutal yang Membantai Warganya Sendiri

Idi Amin, yang memerintah Uganda dari tahun 1971 hingga 1979, dianggap sebagai salah satu diktator paling brutal di dunia. Pada pemerintahannya selama 8 tahun, sekitar 300.000 warga sipil diduga dibunuh saat itu.

26 Januari 2023 | 09.47 WIB

Personel militer Republik Demokratik Kongo (FARDC) berpatroli melawan Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) dan pemberontak Tentara Nasional untuk Pembebasan Uganda (NALU) di dekat Beni di provinsi North-Kivu, 31 Desember 2013. REUTERS/Kenny Katombe/File Foto
Perbesar
Personel militer Republik Demokratik Kongo (FARDC) berpatroli melawan Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) dan pemberontak Tentara Nasional untuk Pembebasan Uganda (NALU) di dekat Beni di provinsi North-Kivu, 31 Desember 2013. REUTERS/Kenny Katombe/File Foto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Idi Amin, dikenal sebagai “Penjagal Uganda”. Dalam laman history, Amin adalah diktator pasca kemerdekaan Afrika yang paling terkenal karena memerintah dengan brutal. Amin menggulingkan pemerintah terpilih Milton Obote dan menyatakan dirinya sebagai presiden Uganda. Amin berkuasa selama 8 tahun. Di masa berkuasa, dikabarkan sekira 300 ribu warga sipil dibantai. 

Setelah lebih dari 70 tahun dibawah kekuasaan Inggris, Uganda memperoleh kemerdekaannya pada 9 Oktober 1962, dan Milton Obote menjadi perdana menteri pertama bangsa itu. Pada tahun 1964, Obote telah menjalin aliansi dengan Amin, yang membantu memperluas ukuran dan kekuatan Angkatan Darat Uganda. 

Kisah Kekejaman Idi Amin

Baca : ISIS Ledakkan Bom di Gereja Kongo, Mayat Anak-anak Tergeletak di Tanah

Namun, Amin melakukan serangan kudeta pada 25 Januari 1971, merebut kendali pemerintah dan memaksa Obote ke pengasingan. Begitu berkuasa, Amin memulai eksekusi massal terhadap Acholi dan Lango, suku Kristen yang setia pada Obote dan karenanya dianggap sebagai ancaman. 

Amin juga mulai meneror masyarakat melalui berbagai pasukan keamanan internal yang tujuan utamanya, untuk menghilangkan mereka yang menentang rezimnya. Pada tahun 1972, Amin mengusir orang-orang Asia di Uganda, yang berjumlah 50 ribu dan 70 ribu yang mengakibatkan keruntuhan ekonomi karena manufaktur, pertanian, dan perdagangan terhenti tanpa sumber daya yang memadai. 

Ketika Front Populer untuk Pembebasan Palestina membajak penerbangan Air France dari Israel ke Paris pada 1976, Idi Amin menyambut para teroris dan memberi mereka pasukan dan senjata, yang kemudian dipermalukan saat komando Israel menyelamatkan para sandera dalam serangan mendadak di bandara Entebbe. Ironisnya, Amin memerintahkan eksekusi beberapa personel bandara, ratusan warga Kenya yang diyakini bersekongkol dengan Israel. 

Sepanjang pemerintahannya yang menindas, Amin diperkirakan bertanggung jawab atas kematian sekitar 300 ribu lebih warga sipil.

Legenda populer mengklaim bahwa Amin terlibat dalam ritual darah dan kanibalisme. Sumber yang lebih otoritatif menunjukkan, dia menderita hipomania, suatu bentuk depresi manik yang ditandai dengan perilaku irasional dan ledakan emosi.

Saat paranoidnya semakin parah, Amin mengimpor pasukan dari Sudan dan Zaire. Akhirnya, kurang dari 25% Angkatan Darat adalah orang Uganda. 

Dukungan untuk rezim otoriter tersendat saat kisah kekejaman Amin sampai ke pers internasional. Perekonomian Uganda menderita dengan inflasi melampaui 1.000 persen, menurut laman thought.co. Setelah pemberontakan Uganda terjadi, dimana memang bertujuan menyerang Amin. Namun, sebaliknya, Amin melarikan diri ke Libya, sebelum akhirnya pindah ke Arab Saudi dan meninggal tanpa pernah diadili karena pelanggaran berat hak asasi manusianya. 

BALQIS PRIMASARI 

Baca :  Daftar Pemimpin Diktaror Kejam dalam Sejarah Moderen Bangsa-bangsa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus