Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atau UIN Jakarta menyelenggarakan kolokium internasional bertajuk Diplomacy of the Divine: Religion’s Role in International Peace pada 10 September-11 September 2024. Kolokium ini merujuk tragedi 11 September 2001. Kala itu terjadi peristiwa terorisme terbesar di Amerika Serikat, yang juga disebut Peristiwa Selasa Kelabu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dekan Fakultas Ushuluddin Ismatu Ropi mengatakan, kolokium ini diadakan sebagai ruang untuk menyegarkan kembali peran agama untuk perdamaian. “Akademisi kami dan para ahli dari luar Indonesia dapat menawarkan berbagai perspektif yang mendukung perdamaian abadi melalui kolokium ini,” katanya, Selasa, 10 September 2024, dikutip dari siaran pers UIN Syarif Hidayatullah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beragam Akademikus
UIN Syarif Hidayatullah memfasilitasi profesor, akademikus, teolog, dan pra peneliti dari berbagai institusi antara lain, Universität Rostock, the Fuehrungsakademi der Bundeswehr, Universitas Gadjah Mada, Canadian Muslim Ahmadi Community, al-Mustafa International University, serta Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) untuk berbagi hasil riset dan gagasan nilai agama dengan perdamaian.
“Kolokium ini merupakan inisiatif akademik untuk memaksimalkan berbagai peran agama guna mengabadikan perdamaian,” kata Ismatu Ropi.
Ia mengatakan, keberagaman agama merupakan keunikan yang menjadi modal sosial di Indonesia. Namun, tak jarang pula dihadapkan dengan intoleransi agama dan ekstremisme. “Untuk itu, kegiatan (kolokium) yang mempertemukan para sarjana dan praktisi dari berbagai latar belakang bisa melahirkan formulasi global pemosisian agama sebagai kontributor perdamaian dan kohesi (keterkaitan perpaduan) sosial.”
Kolokium ini, kata dia, berfokus mendorong dialog antaragama dalam konteks penguatan peran membangun perdamaian dan meningkatkan pemahaman tentang relasi agama.
Beberapa narasumber antara lain Hossein Mottaghi (guru besar Al-Mustafa International University), Volker Stümke (Universität Rostock), Arifah Rahmawati (UGM), M. Amin Nurdin (Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah), Syed Taha Anwar (Canadian Muslim Ahmadi Community), Benedict Bussmann (Bundeswehr Command and Staff College, Germany).