Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Korea Selatan Bujuk Korea Utara Lenyapkan Senjata Nuklir, Janjikan Bantuan Besar-besaran

Korea Selatan menyatakan akan memberi bantuan ekonomi besar-besaran jika Korea Utara bersedia melenyapkan senjata nuklirnnya.

15 Agustus 2022 | 14.27 WIB

Presiden Korea Selatan,  Yoon Suk-yeol. REUTERS
Perbesar
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menawarkan bantuan ekonomi kepada Korea Utara jika meninggalkan program senjata nuklirnya. Dalam pidato perayaan berakhirnya penjajahan Jepang di Semenanjung Korea, Yoon juga menyerukan hubungan yang lebih baik dengan Jepang. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ia menyebut kedua negara sebagai mitra dalam menghadapi tantangan menuju kebebasan. Dia juga mengatakan nilai-nilai bersama kedua negara itu akan membantu mengatasi sejarah kelam Perang Dunia terutama terkait kekerasan yang dilakukan Jepang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pidato Yoon di televisi hanya berselang beberapa hari setelah Korea Utara mengklaim atas COVID-19. Korea Utara telah menyalahkan Seoul atas merebaknnya wabah tersebut. Korea Utara bersikeras selebaran dan benda-benda lain yang diterbangkan melintasi perbatasan oleh para aktivis menyebarkan virus. Klaim tidak ilmiah ini digambarkan Seoul sebagai hal konyol.

Beberapa kali Korea Utara telah melakukan provokasi terhadap Korea Selatan dengan melakukan uji coba nuklir atau rudal besar. Beberapa ahli mengatakan Korea Utara dapat menimbulkan ketegangan di sekitar latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan pekan depan.

Yoon adalah seorang konservatif yang mulai menjabat pada Mei. Dia mengatakan denuklirisasi Korea Utara akan menjadi kunci perdamaian di kawasan dan dunia. 

Jika Korea Utara menghentikan pengembangan senjata nuklir dan benar-benar berkomitmen pada proses denuklirisasi, Korea Selatan akan merespons dengan imbalan ekonomi besar yang akan diberikan secara bertahap.

Usulan Yoon tidak jauh berbeda dari tawaran sebelumnya yang telah ditolak oleh Korea Utara. Sebaliknya negara yang dipimpin Kim Jong Un ini malah mempercepat upayanya untuk memperluas senjata nuklir dan program rudal balistik. Kim Jong Un menilai senjata nuklir adalah jaminan terkuatnya untuk bertahan hidup.

“Kami akan melaksanakan program skala besar untuk menyediakan makanan, memberikan bantuan untuk membangun infrastruktur untuk produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik, dan melaksanakan proyek untuk memodernisasi pelabuhan dan bandara untuk memfasilitasi perdagangan,” kata Yoon.

“Kami juga akan membantu meningkatkan produksi pertanian Korea Utara, memberikan bantuan untuk memodernisasi rumah sakit dan infrastruktur medisnya, dan melaksanakan inisiatif untuk memungkinkan investasi internasional dan dukungan keuangan,” ujarnnya. Yoon bersikeras bahwa program semacam itu akan secara signifikan meningkatkan kehidupan Korea Utara. 

Hubungan antar-Korea telah memburuk di tengah kebuntuan dalam negosiasi nuklir yang lebih besar antara Washington dan Pyongyang. Hubungan kedua negara memburuk pada awal 2019 karena ketidaksepakatan dalam pertukaran pelepasan sanksi yang melumpuhkan pimpinan AS terhadap Korea Utara dan langkah-langkah perlucutan senjata Korea Utara.

Sementara itu Korea Utara menjalin hubungan yang kian mesra dengan Rusia. Media pemerintah Korea Utara, KCNA mengatakan Senin bahwa Kim bertukar pesan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan merayakan penguatan hubungan mereka.

Kim Jong Un mengatakan hubungan kedua negara ditempa oleh kontribusi Soviet dalam kekalahan Jepang di Perang Dunia II. Putin mengatakan hubungan yang lebih erat antara kedua negara akan membantu membawa stabilitas di kawasan itu.

Baca: Kim Jong Un: Korea Utara Siap Perang Nuklir dengan AS dan Korea Selatan

ABC | REUTERS 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus