Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratu Elizabeth II mangkat pada Kamis, 8 September 2022. Bendera Inggris dikibarkan setengah tiang di seluruh wilayah kerajaan untuk menandakan duka cita atas berpulangnya ratu berusia 96 tahun itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wartawan senior Tempo, Bambang Harymurti melaporkan dari London, Inggris bahwa Ratu Elizabeth II meninggal sekitar pukul 17.30 waktu setempat. Suasana berkabung begitu terasa di London. Awan menghitam, dingin yang menusuk persendian, hingga gerimis kecil membuat suasana petang itu terasa suram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Teater Mounlin Rouge, yang sedang memutar opera musik “The Greatest Thing You’ll ever Learn is just to Love and be Loved in Return” suasana penuh oleh turis. Semua berjalan normal. Namun ketika babak kedua akan dimulai, para penonton diminta mengheningkan cipta selama dua menit sebelum acara dilanjutkan kembali.
Saluran TV didominasi oleh berita wafatnya ratu dan berbagai komentar tentang kehidupan pemimpin Kerajaan Inggris itu. Termasuk tentang berlangsungnya "London Bridge Operation", yaitu kegiatan pemerintah yang sudah direncanakan untuk mengantisipasi kematian Ratu Elizabeth II.
Di kantor BBC, London, Bambang Harymurti dan delegasi dari Indonesia melakukan serangkaian diskusi tentang media era digital pada Jumat pagi. Suasana duka langsung terasa di dalam gedung BBC, kontras dibandingkan hari sebelumnya.
“Kami mengucapkan duka cita pada tuan rumah dan mendapatkan info bahwa, sesuai rencana, BBC sudah mulai melakukan konsentrasi peliputan pada proses pemakaman ratu yang memakan waktu dua pekan,” ujar Bambang Harymurti.
Usai dari kantor BBC, Bambang Harymurti dan rombongan berangkat ke Istana Buckingham. Dalam perjalanannya, kegiatan “London Wheel” dihentikan. Kapal-kapal turis yang biasa berlayar di sungai Thames di kota London juga berhenti beroperasi. Pertandingan bola yang akan digelar pada Sabtu di stadion Liverpool pun ditunda akibat mangkatnya Ratu Elizabeth II.
Dalam perjalanan menuju Istana Buckingham, kemacetan terjadi di sekitar istana karena banyak jalanan yang ditutup. Taksi hanya sampai di dekat istana, sehingga perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Lautan manusia memenuhi Istana Buckingham. Sulit membedakan anntara penduduk lokal maupun turis. Beberapa terlihat melakukan selfie dan mengambil gambar dengan HP. Terdapat juga para wartawan dengan berbagai perlengkapan seperti kamera besar dengan statip. Ada yang sedang melakukan “live” dan ada pula yang berpencar mencari obyek foto.
Cuaca mendung yang kadang-kadang gerimis, tak menghalangi orang-orang memadati lingkungan di sekitar istana. Mungkin karena wafatnya ratu yang berusia 96 tahun ini sudah diperkirakan, dan rencana upacara pemakamannya memang sudah dipersiapkan.
Masyarakat Inggris dikenal berbudaya tenang, alias lebih memilih menyembunyikan emosinya. Suasana berkabung lebih terasa ketika semua bendera Inggris dikibarkan setengah tiang. Jagat media sosial didominasi oleh berita wafatnya Ratu Elizabeth II.
Duta Besar RI di Inggris Raya, Desra Percaya, sibuk menerima telepon dan wawancara via zoom dari media di tanah air. “Umumnya menanyakan dampak wafatnya Ratu Elizabeth II dan naik tahtanya Raja Charles terhadap hubungan Inggris dan Indonesia,” kata Bambang.
Baca: Raja Charles Sebut Camilla Parker Bowles Istri Tercinta di Pidato Perdana
BAMBANG HARYMURTI (LONDON) | NESA AQILA | DRC