Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Apa Pesan Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Wafat?

Tak hanya soal Gaza, Paus Fransiskus juga menyuarakan keprihatinannya terhadap konflik di Ukraina dan penderitaan rakyat Myanmar.

23 April 2025 | 14.03 WIB

Ibadah misa Requiem yang dikhususkan untuk mendoakan Paus Fransiskus di Gereja Gedangan, Semarang, 22 April 2025. Misa arwah dipimpin empat romo  sebagai perasaan duka mendalam apalagi Paus baru saja berkunjung dan bertemu umat Katolik di Indonesia. Misa Requiem selain mendoakan  juga  mengenang Bapa Suci. Tempo/Budi Purwanto
Perbesar
Ibadah misa Requiem yang dikhususkan untuk mendoakan Paus Fransiskus di Gereja Gedangan, Semarang, 22 April 2025. Misa arwah dipimpin empat romo sebagai perasaan duka mendalam apalagi Paus baru saja berkunjung dan bertemu umat Katolik di Indonesia. Misa Requiem selain mendoakan juga mengenang Bapa Suci. Tempo/Budi Purwanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sehari sebelum wafat, Paus Fransiskus menyampaikan pesan Paskah yang sarat keprihatinan atas situasi kemanusiaan di berbagai wilayah konflik dunia, terutama Jalur Gaza. Dalam kondisi kesehatan yang menurun, Paus tetap muncul sejenak di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Minggu, 20 April 2025, untuk menyapa 35.000 umat yang hadir. Ia terlihat lemah dan harus didampingi para ajudannya saat duduk menyaksikan pemberkatan Urbi et Orbi yang dibacakan oleh Uskup Agung Diego Ravelli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam pesan Paskah yang dibacakan oleh ajudan, Paus Fransiskus menggambarkan kondisi di Gaza sebagai kondisi yang mengkhawatirkan dan menyebutnya sebagai konflik yang menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan. Ia menyerukan kepada semua pihak untuk segera menghentikan peperangan, membebaskan para sandera, dan membuka akses kemanusiaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya menyampaikan kedekatan saya dengan penderitaan rakyat Israel dan Palestina. Saya mohon sekali lagi, untuk segera dilakukan gencatan senjata di Jalur Gaza, pembebasan para sandera dan akses terhadap bantuan kemanusiaan," kata Paus seperti dilansir dari Channel News Asia. Paus pun mengutuk keras meningkatnya antisemitisme di seluruh dunia, dan menyebutnya sebagai fenomena yang "sangat tragis dan memalukan".

Tak hanya Gaza, Paus Fransiskus juga menyuarakan keprihatinannya terhadap konflik di Ukraina dan penderitaan rakyat Myanmar. Ia menegaskan pentingnya aksi nyata dari komunitas internasional untuk membantu para korban, terutama mereka yang kelaparan dan merindukan masa depan yang damai.

Paus Fransiskus tidak memimpin langsung Misa Paskah di Vatikan pada Minggu pagi. Tugas tersebut didelegasikan kepada Kardinal Angelo Comastri, imam agung emeritus Basilika Santo Petrus. Meski demikian, pesan perdamaian yang ia sampaikan menjadi sorotan utama dalam perayaan keagamaan tersebut.

Paus Fransiskus wafat pada Senin, 21 April 2025, di usia 88 tahun, di kediamannya Casa Santa Marta, Vatikan. Ia baru saja pulih dari pneumonia bilateral yang sempat membuatnya dirawat selama lebih dari sebulan di Rumah Sakit Gemelli, Roma. Sebelumnya, Paus Fransiskus diketahui menderita berbagai gangguan pernapasan, termasuk operasi pengangkatan sebagian paru-parunya pada usia muda di Argentina.

Dewi Rina Cahyani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.  

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus