Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Momen |
SWISS
Menteri Berkerudung
Menteri Luar Negeri Swiss Micheline Calmy-Rey menjadi sasaran kecaman setelah ia pulang dari kunjungan ke Iran, Selasa pekan lalu. Pasalnya, sehari sebelumnya, ia mengenakan kerudung ketika bertemu dengan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad saat keduanya menyaksikan penandatanganan kontrak gas alam perusahaan Swiss, EGL, dengan perusahaan gas Iran. ”Seperti seorang perempuan yang patuh,” tulis koran Le Matin. Juru bicara Partai Demokrat Kristen menyatakan tindakan itu seperti bersujud di depan Ahmadinejad, orang yang mewakili penindasan terhadap perempuan dan mengingkari pembantaian Yahudi di Eropa.
Calmy-Rey menepis kecaman itu. ”Saya mengenakan kerudung untuk menunjukkan hormat kepada tuan rumah, bukan tanda takluk,” ujarnya. Menurut dia, diplomat Swiss di Iran juga mengenakan kerudung. ”Kerudung tak mengurangi komitmen saya pada hak asasi,” katanya. Di negerinya, Calmy-Rey dikenal sebagai pendukung gigih hak perempuan.
AMERIKA
Amerika Lindungi Teroris
Duta Besar Kuba dan Venezuela untuk PBB mengecam Amerika karena tak kunjung mengekstradisi Luis Posada Carriles, 80 tahun, warga negara Venezuela keturunan Kuba yang mengebom pesawat Kuba di Venezuela. Duta Besar Kuba Rodrigo Malmierca Diaz menyebut Posada sebagai ”teroris paling kondang di belahan bumi barat”. Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membicarakan upaya melawan terorisme itu, wakil Duta Besar Venezuela Aura Rodriguez de Ortiz menuduh Amerika mengabaikan permintaan ekstradisi sejak tiga tahun lalu. Padahal, kata dia, Venezuela dan Amerika punya perjanjian ekstradisi. ”Kita menghadapi kasus teroris dilindungi,” ujar De Ortiz
Carolyn Wilson, diplomat Amerika untuk PBB, menyatakan Amerika telah menindak Posada berdasarkan hukum internasional. Hakim di Texas, kata dia, telah memerintahkan agar Posada dideportasi, tapi tidak ke Venezuela atau Kuba, ”Karena dia akan disiksa.” Pertimbangan itu menjadi ironi ketika baru saja muncul kasus tiga tahanan Afganistan di Guantanamo disiksa militer Amerika selama dalam tahanan. Salah seorang di antaranya tewas. Posada, yang pernah bekerja untuk militer Amerika dan Dinas Intelijen AS (CIA), kini menetap di Florida.
PAKISTAN
Ketua Parlemen Perempuan
Fahmida Mirza terpilih sebagai Ketua Parlemen Pakistan, Rabu pekan lalu. Fahmida, 52 tahun, menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan itu selama 60 tahun sejarah negeri yang menghadapi masalah konservatisme Islam ini. ”Saya yakin kita mampu menghadapi tantangan dengan dukungan anggota parlemen, rakyat, dan media Pakistan,” ujar pengusaha properti ini. Ia berasal dari Partai Rakyat Pakistan (PPP), yang pernah dipimpin (mendiang) Benazir Bhutto. Fahmida juga berasal dari Provinsi Sindh, kampung halaman Benazir.
Fahmida, yang merupakan kawan dekat suami Benazir, Asif Ali Zardari, sudah tiga periode menjadi anggota parlemen. Dengan memilih Fahmida, PPP menegaskan keinginan partai itu memberdayakan perempuan. ”Pemilihan Fahmida sebagai ketua akan menjadi satu langkah besar pemberdayaan perempuan di Pakistan,” ujar Shah Mahmood Qureshi, salah seorang pemimpin PPP. Parlemen yang dipimpin Fahmida akan menentukan nasib Presiden Pervez Musharraf, yang diduga bakal dimakzulkan.
ISRAEL
Janji Heroik Merkel
Israel mendapat janji heroik dari Kanselir Jerman Angela Merkel yang bertekad melindungi Israel dari ancaman, terutama dari Iran, sebagai tindakan menebus dosa masa lalu. Dalam pidato yang emosional di depan parlemen di Yerusalem, Selasa pekan lalu, Merkel menyatakan rakyat Jerman masih merasa malu atas pembantaian enam juta warga Yahudi oleh Nazi. Menurut Merkel, jika Iran memproduksi senjata nuklir, Iran akan memperoleh konsekuensinya. ”Keamanan Israel tak bisa dinegosiasikan,” ujar Merkel.
Jerman telah membuktikan diri sebagai sahabat yang berbakti untuk Israel. Sejak Merkel menjabat Kanselir Jerman pada 2005, Israel yang sudah memiliki senjata nuklir itu mengandalkan Jerman melakukan upaya diplomatik menghalangi Iran memiliki senjata nuklir. Merkel membantah dukungan habis-habisan terhadap Israel akan bertindak bias terhadap rakyat Palestina yang ditindas Israel. ”Kami memihak Israel, juga memihak proses perdamaian,” katanya berkilah.
KOSOVO
Serangan Etnik Serbia
Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa terpaksa ditarik dari permukiman etnik Serbia di Kota Mitrovica, Kosovo, setelah bentrok dengan pengunjuk rasa Serbia, Selasa pekan lalu. Akibat bentrokan yang terjadi sehari sebelumnya, 22 polisi PBB dan 8 tentara NATO luka-luka dalam upaya merebut kembali gedung pengadilan yang diduduki etnik Serbia. ”Para perusuh yang menggunakan bom molotov, granat, dan mungkin senjata otomatis jelas melanggar hukum,” ujar juru bicara NATO, James Appathurai.
Keributan itu juga bertepatan dengan peringatan kerusuhan di Mitrovica oleh warga etnik Albania di Kosovo yang mengusir sekitar 4.000 orang—sebagian besar etnik Serbia—dari rumah mereka dan menyebabkan 19 orang tewas. Bentrokan polisi PBB dengan penduduk etnik Serbia itu merupakan insiden terburuk sejak Kosovo menyatakan kemerdekaan bulan lalu. Serbia dan Rusia tak mengakui kemerdekaan itu. Sebaliknya, Amerika Serikat dan sejumlah negara Uni Eropa mengakui Kosovo.
RFX (AP, BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo