Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Make America Great Again Jadi Moto Donald Trump Ngotot Jadi Presiden Amerika Serikat Lagi

Donald Trump mengumumkan rencananya untuk mencalonkan diri kembali dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Berikut adalah profil Donald Trump.

15 Maret 2023 | 17.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump mengumumkan rencananya untuk mencalonkan diri kembali dalam gelaran Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Mantan Presiden AS tersebut mengklaim diri sebagai satu-satunya calon presiden Amerika yang dapat mencegah Perang Dunia III. Klaim tersebut disampaikan mantan Presiden AS itu saat berkampanye di Davenport, Iowa, Senin, 13 Februari 2023 waktu setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya satu-satunya kandidat yang dapat membuat janji ini. Saya akan mencegah Perang Dunia III karena saya sangat yakin Anda akan mengalami Perang Dunia Ketiga,” kata Trump. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, Donald Trump, lengkapnya Donald John Trump, (lahir 14 Juni 1946, New York, New York, AS), presiden ke-45 Amerika Serikat (2017–21). Trump adalah pengembang dan pengusaha real estat yang memiliki, mengelola, atau melisensikan namanya ke beberapa hotel, kasino, lapangan golf, resor, dan properti perumahan di wilayah Kota New York dan di seluruh dunia.

Sejak 1980-an, Trump menginvestasikan namanya ke sejumlah usaha ritel seperti lini pakaian, cologne, makanan, dan furnitur bermerek. Selain itu, dia merintis Universitas Trump yang menawarkan seminar tentang pendidikan real estate sejak 2005 hingga 2010. Pada awal abad ke-21, konglomerat pribadinya, Organisasi Trump, terdiri dari sekitar 500 perusahaan yang terlibat dalam berbagai bisnis, termasuk hotel dan resor, properti perumahan, barang dagangan, serta hiburan dan televisi.

Trump adalah presiden ketiga dalam sejarah AS setelah Andrew Johnson pada 1868 dan Bill Clinton pada 1998 yang dimakzulkan oleh DPR AS dan satu-satunya presiden yang dimakzulkan dua kali. Pemakzulan pertama terjadi pada 2019 karena penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi kongres sehubungan dengan skandal Ukraina.

Pemakzulan kedua terjadi pada 2021 dengan alasan "hasutan pemberontakan" sehubungan dengan penyerbuan Capitol Amerika Serikat oleh massa pendukung Trump ketika Kongres bertemu dalam sesi bersama untuk secara seremonial menghitung suara elektoral perguruan tinggi dari pemilihan presiden 2020.

Kedua pemakzulan Trump berakhir dengan pembebasannya oleh Senat AS. Donald Trump kalah dalam pemilu 2020 dari mantan wakil presiden Joe Biden dengan 306 suara elektoral berbanding 232; dia kehilangan suara populer dengan lebih dari tujuh juta suara.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus