Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia akan membeli senjata berat jenis howitzer senilai hampir 1 miliar ringgit atau Rp3,2 triliun, namun pembahasannya saat ini masih berlangsung, kata Menteri Pertahanan Hishammuddin Hussein.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan itu untuk membantah tudingan Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Rafizi Ramli kemarin, yang menyebutkan bahwa kontrak pembelian howitzer sudah ditandatangani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hishammuddin mengatakan tidak ada kontrak yang diberikan untuk pengadaan tersebut.
Ia menambahkan bahwa diskusi dengan kementerian keuangan akan berjalan seperti biasa dan proses pemberian kontrak bergantung pada banyak lembaga, bukan hanya kementeriannya.
Sebelumnya, Rafizi menuduh Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob telah menginstruksikan kementerian keuangan untuk secara langsung memberikan kontrak pengadaan RM854 juta atau Rp2,8 triliun kepada sebuah perusahaan.
Mantan anggota parlemen Pandan itu juga mengatakan, perusahaan yang terlibat berdiri sekitar dua tahun lalu dan belum memiliki pengalaman di industri pertahanan.
Pada bulan Agustus, anggota parlemen Lembah Pantai Fahmi Fadzil mendesak menteri keuangan Tengku Zafrul Aziz untuk menanggapi tuduhan mengenai persetujuan pembelian howitzer self-propelled melalui negosiasi langsung.
Kepala informasi PKR menanggapi posting Facebook oleh pengamat politik dan penulis Zaharin Mohd Yasin yang mengunggah gambar yang tampaknya merupakan surat dari kementerian keuangan kepada kementerian pertahanan mengenai pembelian tersebut.
Ini mengikuti skandal seputar kontrak RM9 miliar ke Boustead Naval Shipyard untuk enam kapal perang (LCS) sebagai bagian dari rencana pembaruan armada angkatan laut.
Free Malaysia Today