Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Malaysia Dilanda Panic Buying Air Kemasan, Ini Kronologinya

Dalam sepekan terakhir, warga Malaysia dilanda panic buying air kemasan, akibat curah hujan yang turun dan bendungan yang mengering

21 Mei 2023 | 09.14 WIB

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Perbesar
Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sepekan terakhir, warga Malaysia dilanda panic buying air kemasan. Seperti dilansir The Star Ahad 21 Mei 2023, curah hujan yang turun dan bendungan yang mengering di Malaysia membuat warga khawatir akan kekurangan air bersih. Hal itu diperparah oleh gangguan sistem sungai

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Gangguan sistem di sepanjang Sungai Muda membuat satu juta orang Penang dan Kedah berebut air, setelah aliran air keran sempat mengering. Penduduk menyerbu supermarket dan memborong air kemasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun pasokan air pulih dalam waktu kurang dari 24 jam, banyak penjual makanan yang mengatakan mereka memutuskan untuk menutup tokonya karena tidak dapat menyiapkan bahan makanan tanpa air sehari sebelumnya.

Tanpa air dari Sungai Muda, tingkat bendungan Penang terpukul. Pada Sabtu, Bendungan Ayer Itam terisi 39,8 persen, Bendungan Teluk Bahang 46,2 persen. Bahkan, Bendungan Mengkuang yang lebih besar, yang biasanya terisi lebih dari 90 persen, turun menjadi 88,2 persen.

Menteri Utama Penang Chow Kon Yeow mengimbau warga untuk menghemat air. Dia pun menunjukkan bahwa dalam kasus Bendungan Ayer Itam, hanya ada cukup air bagi penduduk setempat untuk bertahan 120 hari lagi.

Chan mengatakan banyak orang menuding pemerintah Penang dan Penang Water Supply Corporation bersalah atas kejadian tersebut.

"Tidak benar Penang tidak memiliki rencana masa depan untuk ketahanan air. Ada banyak rencana dan pihak berwenang Penang telah berbicara dengan rekan-rekan mereka di Kedah secara damai," katanya.

Sementara Presiden Penang Water Watch, Chan Ngai Weng, mengatakan ini adalah "seruan" bagi warga Penang.

"Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air," katanya, dikutip dari The Star.

Terkait gangguan yang menyebabkan gerbang bendungan di Sungai Muda dibuka, Chan mengatakan seharusnya ada peringatan otomatis ketika gerbang bendungan terbuka sendiri karena sensor yang salah.

"Komputer tidak membuat kesalahan. Pihak berwenang harus memeriksa apakah peringatan dimatikan atau jika perintah yang salah dimasukkan atau apakah ada virus dalam program tersebut," tuturnya.

"Seharusnya juga ada peringatan merah umum yang dikirim ke setiap tingkat otoritas di Penang dan Kedah begitu permukaan air Sungai Muda turun di bawah level tertentu," katanya.

THE STAR

 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus