Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Masuk ke Israel, bagi warga negara Indonesia, tidak terlalu sulit meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik. Menurut Monique Rijkers, warga Indonesia yang sudah empat kali mengunjungi Israel, wisatawan Indonesia masuk Israel jumlahnya ribuan setiap tahun. "Setidaknya 50 ribu warga Indonesia berkunjung ke Israel setiap tahun."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemilik sebuah biro perjalanan di Yerusalem yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada Monique, pada 2012, setidakya 50 ribu umat Kristen Indonesia berkunjung ke Israel setiap tahun. "Jumlah itu menempati urutan ketiga setelah turis dari Cina dan Korea Selatan," kata Monique mengutip keterangan biro perjalanan Israel kepada Tempo, Kamis, 31 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Turis Berpaspor Indonesia Tidak Bisa Masuk Israel
Ngopi di Yerusalem, Israel, Muslim dan Yahudi di layar belakang. [Monique Rijkers]
Monique menambahkan, posisi Indonesia termasuk Cina dan Korea Selatan digeser oleh Amerika Serikat pada 2017. "Tapi data itu diambil dari turis Amerika Serikat yang tiba di Tel Aviv, sedangkan wisatawan Indonesia masuk dari Amman Yordania dan Kairo Mesir ," ucapnya.
Kendati Indonesia dan Israel tak memiliki hubungan diplomatik, jelas Monique, masuk ke Israel tidak terlalu sulit. "Untuk mendapatkan visa negeri itu dapat melalui Kedutaan Besar Israel di Singapura. Prosedurnya tidak berbelit, butuh waktu sekitar seminggu asalkan semua persyaratan terpenuhi."
Medy Zalfitri Latief, pemilik sebuah biro perjalanan umrah dan haji di Ciputat Tangerang Selatan, Banten, sependapat dengan Monique. Dia mengatakan, untuk masuk ke Israel bisa ditempuh dengan dua cara, "Mengajukan permohonan visa dari Kedutaan Besar Israel di Singapura atau melalui Kedutaan Israel di Amman, Yordania," ujarnya.Anak-anak Palestina dari Gaza berpose untuk foto di dekat masjid Al Aqsa. Getty Images
Medy menjelaskan, "Masuk ke Israel lebih mudah dari Yordania. Kita bisa mengajukan visa on arrival, biayanya cuma US$ 50 atau sekitar Rp 700 ribu, jelas Medy kepada Tempo melalui telepon, Kamis.
"Namun visa senilai itu berlaku hanya selama 36 jam atau dua hari. Kami tak perlu berlama-lama di Yerusalem, usai salat di Masjid Al Aqsa kami terbang ke Arab Saudi untuk umrah, mengunjungi Masjid Nabawi di Madina dan Masjidil Haram di Mekah."
Pada 2016, Medy membawa 30 rombongan wisatawan dari Indonesia. Mereka mengunjungi Masjid Al Aqsa, Tembok Ratapan, melihat situs bersejarah di Bethlehem Yerusalem. "Seluruh rombongan itu ingin salat di Masjid Al Aqsa."
Baca: Israel Melarang Turis Indonesia Masuk, Warga Menyesalkan