Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas maskapai penerbangan tidak lagi melintas di langit Korea Utara setelah negara itu berulang kali meluncurkan rudal-rudalnya. Maskapai penerbangan sipil ini memilih mengutamakan keselamatan penerbangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, sebagian besar maskapai penerbangan memilih melintas di wilayah Korea Utara dengan tujuan mempercepat jarak tempuh untuk menuju Korea Selatan, seperti dikutip dari Chosun Ilbo, 13 November 2017.
Baca: Singapore Airlines Ubah Rute Demi Hindari Rudal Korea Utara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penghematan waktu mencapai 30 hingga 40 menit akan menghemat juga bahan bakar dan biaya lainnya sebesar miliaran dollar Amerika Serikat.
Menurut Kementerian Transportasi, Infrastruktur dan Pertanahan Korea selatan pada hari Selasa, 12 Desember 2017, ada 34 maskapai dari 17 negara yang menggunakan wilayah udara Pyongyang menuju Korea Selatan pada tahun 2015.
Hingga November 2017, jumlahnya menyusut jadi tinggal 7 maskapai yang melintasi wilayah Korea Utara, yakni maskapai Rusia.
Tahun lalu, jumlah maskapai yang tidak lagi melintasi wilayah udara Korea Utara menyusut mencapai 25 maskapai.
Baca: Rudal ICBM Korea Utara Hampir Menabrak Pesawat Air France
Maskapai penerbangan Korea Selatan sudah sejak 2010 tidak terbang di wilayah udara Korea Utara. Sebab waktu itu Seoul mulai memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara.
Sehingga penerbangan dari Amerika Serikat melewati Jepang menuju bandara Incheon di Korea Selatan. Dengan rute terbang ini waktu tempuh memang menjadi lebih lama, yakni mencapai 30-40 menit.
Maskapai penerbangan Singapura mengubah rute penerbangannya yang menghubungkan Incheon dan Los Angeles pada Juli lalu. Rutenya menjadi lebih jauh melewati Busan dan pantai timur Jepang. Sebelumnya, rute yang dilalui adalah provinsi Gangwon dan Laut Timur. Rute ini sering menjadi tempat peluncuran rudal Korea Utara.
Baca: Cina Batasi Penerbangan Maskapai Korea Utara Air Koroyo
Adapun Badan Penerbangan Amerika Serikat melarang semua penerbangan negara itu melintasi wilayah udara Korea Utara sejak bulan lalu.
Organisasi Penerbangan Sipil atau ICAO telah mendisain peta tentang zona berpotensi berbahaya sebagai lokasi rudal Korea Utara kemungkinan jatuh dan maskapai penerbangan diperingatkan untuk menghindari zona itu.
Sejauh ini tidak ada informasi terjadi kecelakaaan pesawat yang terbang melintasi langit Korea Utara. Namun, sejumlah pilot maskapai penerbangan sipil dilaporkan telah melihat rudal Korea Utara terbang ke arah angkasa.