Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Melicinkan jalan orang kuat baru

Yasuhiro nakasone mundur dari keanggotaan partai republik liberal (LDP). ia bertanggungjawab munculnya skandal recruit dan melicinkan jalan sosuke uno sebagai calon perdana menteri.

3 Juni 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEKAS Perdana Menteri Yasuhiro Nakasone akhirnya bersedia mengundurkan diri dari keanggotaan Partai Demokratik Liberal (LDP), Ahad lalu. "Saya merasa bertanggung jawab atas timbulnya skandal Recruit semasa saya menjabat perdana menteri," alasannya. Pernyataan pengunduran dirinya itu disampaikan oleh sekretaris fraksi Nakasone di LDP, Motoharu Morishita. Alasan utama kesediaan Nakasone itu sebetulnya adalah untuk melicinkan jalan bagi pencalonan Sosuke Uno menggantikan Noboru Takeshita, yang mengundurkan diri sebagai PM April lalu. Karena Uno, yang kini menjabat Menteri Luar Negeri, berasal dari fraksi Nakasone. Mundurnya Nakasone dari LDP tentu saja akan memuluskan partai berkuasa di Jepang itu menempatkan calon tunggal mereka untuk kursi PM. Dikhawatirkan, bila Nakasone masih bercokol di LDP, partai itu, yang sdah pontang-panting mencari kandidat yang bersih dari skandal Recruit -- mulai dari Masayoshi Ito sampai Takeo Fukuda bakal tak punya calon PM lagi. Sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat Jepang bahwa Nakasone memegang peran utama dalam skandal Recruit yang menghebohkan itu. Namun orang kuat LDP ini tak terjaring oleh pemeriksaan yang dilakukan petugas Kejaksaan Distrik Tokyo, yang memeriksa kasus itu. Bahkan Nakasone, yang dituduh menerima suap US$ 800.000 (komisi pembelian superkomputer oleh perusahaan telekomunikasi Jepang NTT), juga menangkis semua tuduhan kelompok oposisi pada sidang parlemen Kamis pekan lalu. Malah, selama dua setengah jam sidang, Nakasone, yang tampak letih, lebih banyak menguliahi kelompok oposisi ketimbang menjawab soal keterlibatannya dalam skandal Recruit. Akhirnya kelompok oposisi kehilangan kesempatan untuk menjatuhkan nama LDP. "Saya tak bersalah. Kejaksaan akan membuktikan hal itu," katanya. Ternyata, Nakasone tak menunggu lama. Selang tiga hari kemudian Menteri Kehakiman Masami Takatsuji mengumumkan penghentian penyelidikan kasus Recruit yang sudah berjalan selama delapan bulan. Sehingga, tim khusus Kejaksaan Distrik Tokyo (Tokuso), yang pernah menahan bekas PM Kakuei Tanaka gara-gara skandal Lockheed, tak sampai "menyentuh" Nakasone. Tokuso hanya mampu memperpanjang daftar mereka yang ditahan dengan dua orang politikus. Mereka masing-masing bekas sekretaris kabinet Takao Fujinami, dan anggota partai oposisi Komei, Katsuya Ikeda. Keduanya tak akan ditahan sampai sidang parlemen berakhir pekan ini. Penunjukan Uno, 66 tahun, anak pembuat sake yang dilahirkan di Moriyama, sebagai Ketua LDP tampaknya sesuai dengan harapan sesepuh partai itu. Karena Uno, yang menjabat menlu sejak 1987, tak terlibat skandal Recruit. Nama Uno sudah mulai disebut-sebut tatkala ia, sebagai Menteri Ilmu dan Teknologi, menandatangani perjanjian energi atom antara Amerika dan Jepang pada 1976. Ketika ditanya wartawan mengenai kesediaannya menjadi Ketua LDP, penyair Haiku (sajak khas Jepang) ini, yang tengah mengikuti sidang Organisasi Pengembangan dan Kerja Sama Ekonomi (OECD) dan Badan Energi Internasional (IEA) di Paris, berkata, "Saya belum diberi tahu dan saya tak berwenang untuk menjawabnya." Tapi hampir dapat dipastikan Uno akhir pekan ini akan dilantik menjadi Ketua LDP. Kendali LDP itu akan dipegang Uno sampai Oktober depan -- sesuai dengan sisa masa jabatan Takeshita sebagai pucuk pimpinan partai, dan sekaligus menjabat PM. Setelah itu kelanjutan nasib Uno akan ditentukan oleh hasil pemilu Majelis Tinggi, yang berlangsung akhir Juli mendatang. "Agak sulit meramalkan masa depan LDP saat ini," ujar seorang pengamat politik di Tokyo. Soalnya, dari 2.280 responden yang ditanya Yomiuri Shimbun Mei lalu, hanya 20% yang mendukung calon-calon LDP untuk Majelis Tinggi. Partai Sosialis Jepang (JSP) mendapat suara 22,2%. Sisanya mendukung partai lainnya.DP dan Soiichi Okaya (Tokyo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum