SELAIN mempersiapkan KTT ASEAN, Desember depan, Manila juga dihangatkan masalah Sabah. Kamis pekan lalu, Senat mulai membahas pembatalan klaim atas Sabah. Kabarnya, Presiden Cory Aquino berkehendak agar pembatalan itu lolos menjadi UU, sebelum KTT ASEAN berlangsung. "Dengan tak adanya masalah Sabah, diharapkan hubungan antara Filipina dan Malaysia akan bertambah baik," kata Leticia Ramos Shahani, ketua komisi luar negeri Senat Filipina. Lalu imbalan apa yang diharapkan Manila? "Sudah ada pembicaraan, tapi masih butuh waktu lama," jawab Shahani. Dengan pembatalan klaim itu, diharapkan Malaysia akan membatasi gerak sekitar 200.000 pengungsi asal Mindanao. Kuat dugaan, sikap ini akan memukul pemberontak muslim Moro. Selain itu, diharapkan bantuan Kuala Lumpur agar perjanjian damai dengan kelompok Moro dapat dilangsungkan. Sementara itu, Cory masih dibeban "persoalan keluarga" Ny. Margarita "Ting Ting" Cojuangco, adik ipar sang presiden diisukan terlibat skandal suap. Ting Tin dituduh menerima US$ 1 juta dari seorang pengusaha Australia yang ingin mendapatkan hak pendirian rumah judi di Manila. Tuduhan ini langsung dibantah adik ipar yang ayu dan bekas ratu kecantikan itu. Presiden Aquino bersikap tegas. Ia memerintahkan ....penyelidikan atas kasus Ting Ting, "tanpa perlakuan khusus". Di pihak lain "perang" melawan teror komunis sudah membuahkan sedikit hasil. Sabtu dua pekan lalu, seorang tokoh utama komunis, Juanito Rivera, telah diringkus di dekat pangkalan udara AS Clark. Rivera, 54 tahun, yang ketika ditangkap sedang sakit, adalah salah seorang pendiri CPP (Partai Komunis Filipina), dan diduga kini menjabat wakil ketua. Pihak militer menolak menyebutkan nama informan yang berjasa menyukseskan penangkapan ini. Yang pasti, ia mendapat hadiah 200.000 peso jumlah yang memang ditawarkan sebagai "harga" Rivera. F.S.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini