Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan Natal merupakan salah satu hari raya terpenting bagi umat Kristiani di berbagai belahan dunia. Namun tidak semua negara membolehkan warganya merayakannya. Alasan pelarangan ini bisa beragam, mulai dari alasan politik dan agama hingga kekhawatiran akan ketegangan sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut sejumlah negara yang melarang perayaan Natal:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Somalia
Dilansir dari El Dictamen, di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam ini, otoritas setempat memutuskan untuk melarang perayaan Natal demi mencegah potensi konflik antaragama. Perayaan umat Kristen secara terbuka, terutama Natal, dianggap tidak sejalan dengan tradisi Islam. Pihak berwenang khawatir bahwa perayaan tersebut dapat memicu serangan dari kelompok ekstremis.
2. Korea Utara
Di Korea Utara, perayaan keagamaan yang tidak selaras dengan ideologi rezim dilarang keras. Natal, yang menjadi simbol agama Kristen, dipandang oleh pemerintah Korea Utara sebagai ancaman terhadap otoritas Kim Jong-un. Partisipasi dalam kegiatan yang dianggap melawan aturan, termasuk demonstrasi saat hari libur, dapat berujung pada sanksi berat, mulai dari penahanan hingga tindakan represif terhadap keluarga yang terlibat.
3. Brunei
Brunei melarang perayaan Natal secara terbuka dengan alasan khawatir dapat mempengaruhi keyakinan umat Islam di negara tersebut. Meskipun masih diizinkan merayakan Natal, perayaan itu harus dilakukan secara tertutup dan dengan menjaga sepenuhnya privasi.
4. Tiongkok
Pemerintah Tiongkok melarang dengan tegas perayaan Natal bagi warganya. Partai Komunis Tiongkok (PKC) juga melarang anggota partai, pegawai negeri, dan untuk berpartisipasi dalam perayaan Natal. Selain itu, di media sosial kerap menggalakkan kampanye boikot Natal demi menjaga tradisi lokal.
5. Arab Saudi
Dilansir dari Aurora-israel.co.il, Meskipun perayaan hari raya ini tidak secara resmi dilarang di sana, perayaannya tidak didukung, terutama di ruang publik. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Arab Saudi mulai menunjukkan sikap yang lebih toleran. Namun masyarakat secara umum masih memegang pandangan konservatif terhadap perayaan hari raya Kristen.
6. Tajikistan
Tajikistan, yang berbatasan dengan Afghanistan, Kirgistan, dan Uzbekistan, telah semakin memperketat aturan terkait Natal dalam satu dekade terakhir. Pada 2013, pemerintah melarang penampilan "Father Frost" versi Sinterklas ala Rusia di televisi.
Larangan lainnya mencakup penggunaan kembang api, penyelenggaraan jamuan Natal, pemberian hadiah, serta penggalangan dana. Kementerian Pendidikan bahkan melarang pemasangan pohon Natal, baik asli maupun buatan, di sekolah dan universitas.
Pilihan Editor: Cek Masalah Mata Hanya dengan Menatap Pohon Natal