Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Membuyarkan komplotan scott

Pn sydney, australia memvonis 6 bln penjara kepada gary roy scott. rencana mengacau ke irian jaya digagalkan polisi federal australia, diduga scott mencoba menyuplai senjata untuk opm di irian jaya.

21 Maret 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIRNYA Gary Roy Scott, 41, dijatuhi hukuman 6 bulan penjara dalam sebuah sidang tertutup di Pengadilan Negeri Sydney, Australia, Jumat pekan lalu. Ganjaran ringan itu dijatuhkan Hakim Bell kepada Scott yang terbukti mencoba merekrut seorang bekas kolonel, Arthur Barry Petersen. Kolonel AD Australia ini diajak bergabung dalam upaya melawan pemerintah Indonesia yang sah, Oktober 1984. Hanya tuduhan itu, memang, yang dapat dibuktikan. Padahal, Scott, yang mulai diadili Selasa pekan lalu, berhadapan dengan tiga tuduhan dari Jaksa Penuntut Priscilla Fleming Q.C. Pertama, ia mencoba menyusup ke sebuah negara asing -- Indonesia -- secara ilegal, dan merekrut sejumlah orang Australia untuk maksud tertentu. Kedua, mencoba merekrut Mark Douglas MacAllum, bekas komandan AD Australia untuk dijadikan komandan tentara bayaran. Ketiga, mencoba merekrut seorang bekas kolonel AD Australia bernama Arthur Barry Petersen untuk bekerja sama dalam kegiatan yang melawan pemerintah RI di Irian Jaya. "Tidak ada bukti-bukti kuat yang mendukung tuduhan jaksa," ujar sebuah sumber di Kejaksaan Umum di Sydney kepada TEMPO. Selain itu, Hakim Bell lebih mengutamakan kenyataan bahwa terdakwa belum sempat melaksanakan rencana subversi itu. Rencana petualangan Gary Scott terungkap Oktober 1984. Kala itu, Scott ditangkap polisi federal Australia dengan tuduhan mencoba menyuplai senjata untuk OPM. Dalam sebuah dokumen yang disita dari rumahnya di Sydney, diketahui bahwa bekas kapten AD Australia ini telah menjalin hubungan dengan satu kelompok Melanesia di Irian Jaya. Dua orang wakil kelompok tersebut pernah bertemu Scott dan meminta jasa baiknya untuk mengirimkan sejumlah senjata buat OPM. Maka, Gary Scott menyiapkan daftar harga berbagai jenis senjata yang diperlukan. Kemudian, pada 22 Oktober 1984, ia dibebaskan dengan jaminan, dan diwajibkan melapor sekali seminggu. Gary Scott, yang sebelum PNG merdeka pernah bertugas dalam resimen PIR (Pacific Islands Regiment) di Papua Timur, ternyata mencoba kerja sama dengan beberapa bekas tentara Australia, yang bersimpati dengan gerakan OPM di Irian Jaya. Entah mengapa, dua di antara mereka membocorkan rencana Scott hingga akhirnya ia dijebloskan ke penjara Long Bay Gaol, Desember 1986. Keterlibatan kelompok tertentu di Australia yang secara pribadi membantu OPM memang sudah lama diketahui, tapi belum pernah terbukti. Pada awal Oktober tahun itu misalnya, pos pasukan ABRI di Muaratami, dekat Skouw, Jayapura, diserbu 14 orang gerombolan OPM. Dalam kontak senjata, seorang anggota OPM tewas. Di tangan mayat yang mengenakan kaus bergambar peta PNG itu, ditemukan sebuah bom tangan dan sepucuk senapan AKS-74 buatan Uni Soviet. "Senapan dan bom yang kelihatan masih baru itu bukan hasil rampasan dari pos TNI," ujar sumber TEMPO. Malah seorang penduduk setempat, yang sering melintasi perbatasan RI-PNG, mengaku beberapa kali melihat helikopter terbang dengan pintu terbuka di atas kamp pelintas batas di Blackwater, dekat Vanimo. Pesawat itu membuang bahan makanan dan peti-peti panjang, yang diduga berisi senjata. "Semua penumpangnya berkulit putih," katanya. Dengan jatuhnya vonis 6 bulan penjara, berarti Scott harus tinggal di balik terali sampai Juni mendatang. Ia tak berminat naik banding. Motivasi apa yang menggerakkan ia bertualang dengan OPM ? Menurut sebuah sumber di Jayapura, usaha Scott bersama sejumlah rekan veteran itu -- yang tampaknya juga mendapat tekanan dari pemerintah Australia -- tak sedikit pun menyangkut ideologi. "Ia melakukannya semata-mata untuk duit. Ya, semacam perdagangan senjata gelap. Ia memang pernah menjadi tentara bayaran di Rhodesia dan Afrika Selatan," ujarnya. Didi Prambadi, Laporan Dewi Anggraeni (Australia)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus