KEPUTUSAN Amerika untuk keluar dari Organisasi Buruh
Internasional (ILO) pekan silam cukup mengagetkan juga. Walaupun
sejak pemerintahan' Ford negeri itu sudah mengeluarkan ancaman
untuk mengambil langkah tersebut.
Keluarnya Amerika membuat pukulan berat bagi ILO, bahkan untuk
PBB sendiri secara keseluruhan. Selain negeri kaya itu membayar
iuran yang berjumlah seperempat anggaran ILO tiap tahunnya -
tahun ini saja Amerika membayar hampir 20 juta dolar -- Amerika
pun merupakan anggota aktif organisasi yang bermarkas di PBB
itu. Amerika juga jadi salah satu pendirinya.
Carter hanya memberikan penjelasan singkat saja. Dan itu
diucapkan oleh Menteri Luar Negeri Cyrus Vance tanpa memberi
kesempatan untuk tanyajawab dengan pers. Menurut Carter, sejak
dua tahun lalu negaranya telah memperingatkan ILO, akan
kemungkinan keluarnya Amerika itu. Kecuali apabila organisasi
itu kembali ke asas tujuannya semula. Karena peringatan itu tak,
pernah dipedulikan, maka dengan terpaksa ia mengambil tindakan
ini. Namun, masih terbuka kemungkinan negaranya akan jadi
anggota kembali apabila ILO memegang prinsip dasarnya lagi.
Salah satu pendorong tindakan ini adalah sekelompok senator
dalam Kongres. Pada tanggal 28 bulan silam, Senator Robert Dole
mengajukan resolusi yang berisi anjuran agar Amerika keluar dari
ILO dan berhenti membayar iurannya. Sekelompok senato lain yang
mengadakan lobbying terhadap presiden juga merupakan pendorong
kepada kebijaksanaan itu. Mereka kebanyakan terdiri dari para
senator Partai Demokrat sangat khawatir dengan sikap Carter yang
makin menekan Israel dalam masalah Timur Tengah. Untuk
menetralisir kesan ini, dan sebagai pelicin jalan ke Konperensi
Jenewa kelak, maka keluarlah Amerika dari ILO.
Di samping itu kelompok buruh Amerika di bawah nama AFL-CIO
banyak pula berperanan. Hanya beberapa hari sebelum tindakan ini
diambil, Carter mengadakan pertemuan dengan George Meany, kctua
AFL-CIO. Sudah lama Meany kesal dengan perkembangan dalam ILO,
karena tokoh-tokoh buruh Amerika tak berperanan di dalam memang
akhir-akhir ini suara negara Arab dan Dunia Ketiga, dibantu oleh
negara-negara komunis, lebih terdengar dalam organisasi di
lingkungan PBB. Dua tahun yang lalu, misalnya, Israel dikeuarkan
dari ILO dan Organisasi Pembebasan Palestina diberi status
peninjau.
Moynihan dan Young
Kekesalan Amerika terhadap PBB sudah timbul sejak pemerintah
Ford. Dan sikap Ford terhadap organisasi dunia itu tercermin
dalam sikap Daniel Moynihan, wakil tetap Amerika dalam PBB
semasa Ford. Moynihan sangat ketus, terus terang dan tidak
menimbulkan rasa bersahabat negara-negara berkembang. Untuk
memperbaiki wajah Amerika di sana Carter menarik Moynihan dan
menggantikannya dengan si hitam Andrew Young.
Dengan pengangkatan Young tak berarti bahwa' Carter bersikap
lunak. Tindakan keluar dari ILO ini malahan menunjukkan bahwa
Carter lebih berani mengambil risiko ketimbang Ford. Kekerasan
rarter ini sekali lagi tercermin hanya beberapa hari yang lalu
ketika Young memveto suatu rancangan blokade ekonomi terhadap
Afrika Selatan. Setelah diajukan untuk ketiga kalinya barulah
Amerika menyetujui rancangan resolusi yang lebih lunak. Isinya
hanya pengutukan terhadap rezim kulit putih Vorster yang telah
mengadakan penindasan dan tindakan-tindakan kekerasan terhadap
mayoritas kulit hitam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini