KUTUKAN partai mungkin akan mirip dengan apa yang pernah
dikerjakan oleh Partai Komunis Cina terhadap nyonya Mao. Begitu
kabar semula dari Belgrado tentang nasib nyonya Presiden Tito.
Tapi ternyata setelah menunggu hampir tiga minggu belum
diumumkan juga. Barangkali ini disebabkan karena Tito
berkeberatan.
Sementara itu Branco Mikulic, ketua cabang partai komunis
Bosnia-Hercegovina dan pemuka partai terkemuka mengatakan bahwa
berita-berita yang dilansir pers.harat mengenai Tito dan Yovanka
hanyalah isapan jempol belaka.
Walaupun demikian, hampir semua kedutaan asing barat maupun
timur di Belgrado melaporkan bahwa perpecanan telah melanda
rumah tangga pemimpin Yugo itu. Pernyataan yang dikeluarkan oleh
kementerian luar negeri memberikan indikasi bahwa Tito dan
isterinya tidak scrumah lagi. Yovanka pasti sedang diasingkan di
suatu villa presiden yang ada di Dedinje, di pinggir Belgrado.
Sedangkan Tito sendiri berdiam di sebuah peristirahatan yang
lebih sederhana, terletak kira-kira satu kilometer dari tempat
Yovanka. Villa yang ditinggali Tito adalah tempat mereka
berbulan madu 25 tahun yang lalu.
Manipulasi Politik
Dalam pada itu tim dokter kepresidenan telah menganjurkan agar
Tito beristirahat paling kurang selama tiga minggu. Dan ini oleh
kalangan diplomatik ditapsirkan sebagai akibat dari perjalanan
selama dua bulan terus menerus ke luar negeri dan inspeksi dalam
negeri barubaru ini. Persoalan keluara juga dihubungkan dengan
kelelahan Tito ini. Katanya manipulasi-manipulasi politik yang
dilakukan oleh Yovanka telah mengganggu kesehatan sang pemimpin.
Berita terakhir yang tak kalah menariknya mengenai hubungan Tito
dengan isterinya ini adalah bakal terbitnya sebuah buku yang
dikarang oleh Dusko Doder, bekas koresponden The Washington Post
di Eropa Timur. Buku yang berjudul The Yugoslavs itu antara lain
mengungkapkan suatu peristiwa di musim dingin 1944. Ketika itu
tiga pimpinan puncak komunis Yugo mengadakan suatu pertemuan
khusus yang rahasia di suatu bagian kota Belgrado yang telah
dibebaskan. Acaranya adalah mencari jalan keluar untuk kehidupan
Tito.
Ketika itu Tito berumur 52 tahun, seorang pemimpin gerilya
komunis yang melawan pendudukan Nazi. Ia sedang patah hati
karena kematian Zdenka, isterinya yang meninggal karena tbc
hanya beberapa minggu sebelum kaum partisan menguasai seluruh
Yugo.
Ketiga orang itu -- Edward Kardel (orang nomor dua sekarang),
Alexander Rankovic (bekas kepala intelijen sampai tahun 1966)
dan Milovan Djilas (sampai tahun 1954 merupakan idiolog Yugo)
-mendiskusikan buat mencari pasangan untuk sang pemimpin. "Tito
adalah kepala negara dan kami tak bisa membiarkannya turun ke
kota mencari sendiri perempuan," demikian kata Djilas.
"Karenanya, suatu jalan harus dicari."
Rankovic mengajukan saran agar agen-agen sekuritinya memilih
beberapa wanita muda yang cantik dan terpercaya secara
idiologis. Mereka akan dipekerjakan dalam staf Tito. "Dan untuk
seterusnya, biarlah alam yang menentukan, "sambung Djilas.
Tanpa setahu Tito, rencana Rankovic ini dijalankan. Yovanka
Budisavljevic, seorang wanita muda berumur 21 tahun dengan
senyum menawan, ditugaskan sebagai orang yang mengurus lemari
pakaian Tito. Ia memenuhi syarat yang dikehendaki pada waktu
itu: latar belakang petani, lagak tak dibuat-buat, kesetiaan
yang tak diragukan terhadap cita-cita komunis dan punya
pengalaman tiga tahun bertugas dalam pasukan partisan Tito.
"Pada waktu itu kami khawatir kalau-kalau Tito jatuh ke dalarn
pelukan wanita borjuis Belgrado yang tingkah lakunya diatur, bau
parfum, pendidikan tinggi dan lain-lain penyakit borjuis,"
demikian Djilas ingat.
Yovanka, yang perkawinannya dengan Tito diumumkan pada tahun
1952 merupakan seorang isteri ideal. Ia sangat memperhatikan
kesehatall suaminya dan ternyata tak mempunyai ambisi-ambisi
politik.
Namun, karena setiap hari ia berada di samping Tito, Yovanka pun
jadi kekuatan politik di belakang kursi kepresidenan. Sementara
itu popularitas Tito di mata rakyat telah melebihi kepopuleran
partai sendiri. Sehingga nyatanya Tito jadi penguasa tunggal.
Usianya bertambah dan makin lama ia makin menyandarkan diri pada
segolongan orang tertentu yang sangat dekat dengan dia. Tentu
saja ke dalam kelompok ini termasuk pula Yovanka.
Para penggede Yugo yang berusaha untuk mempengaruhi Tito tak
jarang mendekati Yovanka untuk mendapat dukmgan. Kata atau
komentarnya terhadap seseorang bisa meruntuhkan karir orang itu.
Pengaruh Yovanka ini dibuktikan dengan kejatuhan Jenderal Ian
Miskovic kepala intelijen dan keamanan negara. Suatu waktu di
tahun 1973 ia memberikan komentar mengenai kesehatan Tito di
muka Yovanka. Keesokan harinya Tito menyuruh stafnya untuk
memberitahu sang jenderal supaya "tak usah dalang ke kantor
lagi."
Perkembangan terakhir mengenai tindakarl Tito terhadap isterinya
ini menimbulkan suatu pertanyaan. Apakah tindakan ini
dimaksudkan untuk membersihkan partai dan negara menjelang
penarikan dirinya dari arena politik karena kesepuhannya.
Ataukah pengaruh Tito sudah demikian menurun sehingga para
bawahannya telah memaksa dia untuk menjalankan tindakan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini