Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Ukraina mengatakan pada Senin, 28 November 2022, bahwa Rusia telah melarang teknisi Ukraina yang telah menolak menandatangani kontrak dengan perusahaan energi atom Rusia, Rosatom, untuk memasuki pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN Zaporizhzhia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang berada di wilayah tenggara Zaporizhzhia yang sebagian diduduki Ukraina, itu telah dioperasikan oleh teknisi Ukraina selama perang meskipun berada di bawah kendali Rusia. Pasukan Rusia merebut PLTN itu pada Maret lalu.
"Menurut informasi yang tersedia, mulai hari ini, penjajah telah melarang masuk ke wilayah PLTN Zaporizhzhia untuk pekerja yang menolak menandatangani kontrak dengan Rosatom," kata Staf Umum Ukraina dalam pembaruan informasi perang hariannya.
Tidak ada komentar langsung dari Rusia tentang tuduhan itu. Seorang juru bicara perusahaan nuklir Energoatom Ukraina juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kremlin menyatakan PLTN Zaporizhzhia masih berada di bawah kendali Rusia dan akan tetap demikian. Rusia menegaskan hal itu setelah penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan pada Ahad malam bahwa dia yakin pasukan Rusia akan meninggalkan PLTN di Ukraina selatan itu.
"Garis pertahanan mulai mundur ke perbatasan Federasi Rusia," kata Podolyak kepada televisi Ukraina, seraya menambahkan bahwa Ukraina akan mengambil kembali pabrik itu.
Namun Kremlin menolak pernyataan Podolyak. "Tidak perlu mencari tanda-tanda di mana tidak ada dan tidak bisa," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan dalam briefing pada hari Senin.
Rusia dan Ukraina, yang keduanya mengalami kecelakaan nuklir terburuk di dunia di Chernobyl pada 1986, saling menuduh menembaki kompleks yang memiliki enam reaktor itu.
Kedua belah pihak telah memperingatkan bahaya bencana nuklir. Badan pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional, ingin membuat zona perlindungan di sekitar pembangkit tersebut.
REUTERS