Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kyiv -Perang Rusia Ukraina yang tak berkesudahan kembali mengkhawatirkan dunia internasional setelah tembakan terjadi lagi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN Zaporizhzhia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Reuters, pada Sabtu, 8 Oktober 2022 malam hari, terdengar tembakan di sekitar lokasi yang berakibat pada pemutusan aliran listrik ke PLTN Zaporizhzhia di Ukraina yang diduduki oleh Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, pada 5 dan 28 Agustus 2022 lalu, Reuters juga mencatat ada tembakan besar di sekitar PLTN hingga berujung pengiriman Tim Badan Energi Atom Internasional atau IAEA untuk menyelidiki dampak dari kerusakan tersebut
Enam Reaktor Dimatikan
Perlu diketahui, aliran listrik pada PLTN Zaporizhzhia berguna untuk mendinginkan reaktor nuklir agar tidak mengalami kehancuran. Pembangkit ini merupakan PLTN terbesar di Eropa dengan kapasitas mencapai 6.000 Megawatt dan bertanggung jawab terhadap 50 hingga 60 persen pasokan listrik di Ukraina.
Namun, sejak terkena tembakan, Reuters melaporkan bahwa PLTN Zaporizhzhia telah beralih ke sistem generator darurat dan enam reaktor nuklir terpaksa dimatikan.
Terkait penembakan tersebut, Rusia dan Ukraina diketahui masih saling tuding dan menyalahkan. Sementara itu, IAEA telah mendorong kedua negara untuk membentuk zona perlindungan guna meminimalisasi kerusakan di sekitar PLTN.
Kecaman terhadap penyerangan di sekitar PLTN juga pernah disampaikan langsung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa alias PBB. “PLTN itu (Zaporizhzhia) tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun,” ujar Antonio Guterres selaku Sekretaris Jenderal PBB pada 11 Agustus 2022 lalu.
Generator Tidak Bertahan Lama
Meskipun stabilitas nuklir di PLTN Zaporizhzhia telah ditopang oleh generator darurat, Petro Kotin selaku Kepala Perusahaan Nuklir Ukraina, Energoatom, menyampaikan bahwa generator tersebut tidak akan bertahan lama sebab memiliki persediaan energi yang terbatas.
“Kalau bahan bakar (generator) habis, setelah itu akan berhenti. Dan setelah itu akan terjadi bencana. Akan terjadi pencairan inti aktif dan pelepasan (bahan) radioaktif dari sana (PLTN Zaporizhzhia),” kata Kotin.
Sebab itu, Energoatom saat ini berusaha untuk memasok sumber daya ke PLTN Zaporizhzhia agar generator tidak mati. "Saat ini kami sedang mengerjakan logistik untuk memasok lebih banyak bahan bakar untuk generator ini," kata Kotin menambahkan. Tak cuma jatuhnya korban, perang Rusia Ukraina tak lama lagi menimbulkan gelap gulita di Ukraina.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN