Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Menteri Brasil Khawatir Ada Pihak Sabotase Pelantikan Lula

Pengunjuk rasa penolak hasil pemilu Brasil telah mendesak militer untuk membatalkan kemenangan Lula, yang akan menjabat pada 1 Januari 2023.

26 Desember 2022 | 17.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Kehakiman Brasil mendatang, Flavio Dino, menyebut pengunjuk rasa yang berkemah di luar pangkalan militer Brasil telah menjadi "inkubator terorisme" dan mengancam pelantikan Presiden terpilih sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengunjuk rasa yang menolak hasil pemilu itu belum bubar satu hari setelah polisi meledakkan alat peledak dan menangkap seorang tersangka yang mereka tuduh berkaitan dengan kamp Brasilia.

"Peristiwa serius kemarin di Brasilia membuktikan bahwa apa yang disebut kamp 'patriotik' telah menjadi inkubator bagi teroris. Tidak akan ada amnesti bagi teroris, pendukung dan pemodal mereka," kata Dino, Minggu, 25 Desember 2022.

Pendukung Presiden Jair Bolsonaro telah berkemah di luar pangkalan militer di Brasil selama berminggu-minggu. Mereka mendesak militer untuk membatalkan kemenangan Lula, yang akan menjabat pada 1 Januari 2023.

Dino mengatakan pengaturan pelantikan Lula akan dievaluasi kembali, dengan maksud untuk memperketat keamanan. Dalam tweet lain, Dino mengatakan dia akan mengusulkan pembentukan "kelompok khusus untuk memerangi terorisme dan persenjataan yang tidak bertanggung jawab. Aturan hukum tidak sesuai dengan milisi politik ini."

Berita tentang bom menambahkan dimensi baru pada kekerasan pasca pemilu di Brasil. Ketegangan tetap tinggi setelah pemilihan paling sengit dalam satu generasi di salah satu negara Amerika Selatan itu.

Bolsonaro, yang belum mengakui kekalahan, telah membuat klaim tak berdasar tentang kredibilitas sistem pemungutan suara Brasil. Banyak pendukung garis keras mempercayainya.

Ketua pengadilan pemilihan Brasil bulan lalu menolak pengaduan dari sekutu Bolsonaro yang menantang pemilihan presiden.

Kamp Brasilia, di luar markas tentara, telah menjadi salah satu yang paling ekstrem di negara itu. Pada 12 Desember saat hari kemenangan Lula disahkan, beberapa penghuni kamp menyerang markas besar polisi federal di Brasilia.

Kepala Polisi Sipil di Brasilia Robson Cândido mengatakan seorang pria berusia 54 tahun dari negara bagian Para telah ditangkap. Ia mengaku menanam alat itu di sebuah truk bahan bakar di dekat bandara Brasilia untuk menimbulkan kekacauan.

"Dia datang untuk berpartisipasi dalam protes, di luar markas tentara, dan dia adalah bagian dari gerakan yang mendukung presiden saat ini. Mereka dalam misi itu, yang menurut mereka bersifat ideologis, tetapi telah lepas kendali," kata Candido kepada wartawan.

Polisi juga menemukan senapan serbu dan bahan peledak lainnya di sebuah apartemen yang disewa pria itu di Brasilia.

Cândido mengatakan tersangka adalah pemilik senjata terdaftar, yang dikenal sebagai CAC, kelompok yang telah membengkak enam kali lipat sejak Bolsonaro terpilih pada 2018 dan mulai melonggarkan undang-undang senjata. CAC saat ini disebut punya anggota hampir 700.000 orang.

Cândido mengatakan pria itu, dan orang-orang yang membantunya, mencoba mengaktifkan alat peledak, tetapi tidak meledak. Dia mengatakan masih belum jelas berapa banyak orang lain yang terlibat. "Kami tidak pernah memiliki bom di sini di Brasil," katanya.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus