Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menteri Luar Negeri Korea Utara ke Rusia

Menteri Luar Negeri Korea Utara bertolak ke Rusia untuk menyampaikan pidato dan berdiskusi dalam sebuah forum

16 September 2024 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui terbang ke Rusia untuk menghadiri Forum Eurasian Women yang keempat dan forum BRICS Women di Kota Saint Petersburg, Rusia. kehadiran Choe ini dibenarkan oleh kantor Kedutaan Besar Korea Utara di Rusia pada Senin, 16 September 2024

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Duta Besar Rusia untuk Korea Utara Alexander Ivanovich telah melihat Menteri Luar Negeri Choe di Bandara Internasional Pyongyang,” demikian keterangan kantor Kementerian Luar Negeri Korea Utara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam forum yang akan dihadirinya itu, Choe akan menyampaikan pidato dan berpartisipasi dalam sejumlah diskusi yang sudah dijadwalkan dalam forum tersebut, yang akan berlangsung pada 18-20 September 2024. Valentina Matviyenko, juru bicara Dewan Federasi majelis rendah Rusia mengatakan forum ini sudah dipersiapkan sejak Juni 2024 dan diperkirakan ratusan delegasi dari berbagai negara di dunia akan hadir dalam forum tersebut. 

“Kami akan mengusahakan adanya perwakilan dari negara asing agar hadir dalam forum tersebut,” kata Matviyenko   

Presiden Rusia Vladimir Putin pernah menghadiri rangkaian rapat dalam forum tersebut, namun pada perhelatan tahun Kremlin masih belum mengkonfirmasi kehadiran orang nomor satu di Rusia tersebut. 

Hubungan Rusia – Korea Utara telah mencapai babak baru pada tahun ini saat Putin dalam kunjungan kerja ke Korea Utara untuk menandatangani sebuah kesepakatan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, diantaranya untuk memperkuat kerja sama bidang pertahanan. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah menuduh Korea Utara membantu Rusia dengan cara mensuplai senjata dalam perang Ukraina. Sebagai imbalannya, Moskow memberikan bantuan ekonomi dan militer. Kedua negara sama-sama menyangkal tuduhan ini.   
    
Para pemimpin Pyongyang sering mencoba menggunakan Beijing dan Moskow untuk menyeimbangkan satu sama lain. Kim Jong Un, yang berkuasa pada 2011, pada awalnya memiliki hubungan yang relatif dingin dengan Rusia dan Cina, yang keduanya bergabung dengan Amerika Serikat dalam menjatuhkan sanksi ketat terhadap Korea Utara atas uji coba nuklirnya.

Rusia baru bergabung dengan Cina dalam menentang sanksi baru terhadap Korea Utara, memblokir dorongan yang dipimpin oleh AS dan secara terbuka memecah belah Dewan Keamanan PBB dalam masalah ini untuk pertama kalinya sejak Dewan Keamanan mulai menghukum Pyongyang pada 2006.

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus