Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyarankan Jepang dan Korea Utara harus memulai dialog untuk memperbaiki hubungan antara dua negara dan menjaga perdamaian dan stabilitas.
"Yang paling penting, saya pikir dialog antara Jepang dan Korea Utara harus dilanjutkan...Jika hubungan Jepang-Korea Utara kembali normal, itu akan sangat bagus untuk kontribusi perdamaian dan keamanan di Asia Timur terutama di semenanjung Korea," ujar Moon saat wawancara dengan surat kabara Yomiuri, seperti dikutip Reuters, 8 Mei 2018.
Baca: Perdamaian Korea Utara--Selatan Bawa Rezeki Ekonomi Bagi 6 Negara
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, tertawa bersama dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, saat acara makan malam di Rumah Perdamaian di desa Panmunjom di zona gencatan senjata, 27 April 2018. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mengakhiri konflik antar kedua negara dan mengurangi ketegangan akan proram nuklir Korea Utara. Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters
Baca: Donald Trump dan Kim Jung Un Disebut Setuju Bertemu di Singapura
Moon telah bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan keduanya setuju untuk denuklrisasi. Moon menyatakan Kim sepenuhnya berkomitmen untuk pelucutan senjata nuklir dan membuka hubungan dengan Korea Selatan-Amerika Serikat secara bertahap. Dalam pertemuan ini, Moon juga menyebut Kim setuju untuk berdialog dengan Jepang kapan saja.
Belum ada tanggapan dari pemerintah Jepang, yang kerap kali merasa terancam saat Korea Utara menggelar uji coba rudal balistik.
Foto yang diambil dari rekaman video, memperlihatkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tengah bersalaman dengan Presiden Cina, Xi Jinping dalam kunjungan di Cina 28 Maret 2018. CCTV via Reuters TV
Saran Moon ini menjelang pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dan Perdana menteri Cina, Li Keqiang, di Tokyo pada Rabu 9 Mei. Isu Korea Utara akan menjadi bahasan penting dalam pertemuan.
Sebelumnya Kim Jong Un dan Xi Jinping bertemu dalam kunjungan Kim ke Beijing bulan Maret lalu.
Pertemuan ini diyakini bisa menjadi modal kim dalam meja perundingan Kim Jong Un dan Donald Trump mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini