Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu, 8 Maret 2025, meyakinkan pihaknya berkomitmen penuh untuk membangun sebuah dialog dengan wakil Amerika Serikat dalam pertemuan di Arab Saudi pada pekan depan. Ajakan dialog itu dalam upaya mengakhiri perang Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat, Donald Trump telah menghentikan bantuan militer Amerika Serikat ke Ukraina. Bukan hanya itu, Trump juga menghentikan berbagi data intelijen dengan Kyev.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trump menuduh Zelensky tidak serius dalam upaya menciptakan kesepakatan damai dengan Rusia. Perang Ukraina meletup tiga tahun lalu. Dalam perang itu, Rusia sudah menguasai 20 persen teritorial Ukraina.
“Ukraina mencari perdamaian sejak pertama kali perang ini meletup. Sejumlah proposal realistis sudah kami sorongkan. Kami bergerak cepat dan efektif,” kata Zelensky di media sosial X.
Zelensky dijadwalkan kunjungan kerja ke Arab Saudi pada pekan depan. Lawatan itu dijadwalkan setelah rapat dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada Senin, 3 Maret 2025.
“Di pihak kami, kami sepenuhnya berkomitmen untuk membangun dialog dan kami berharap diskusi serta kesepakatan terkait dengan keputusan dan langkah penting akan dilakukan,” kata Zelensky, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam pertemuan di Arab Saudi pekan depan, delegasi Ukraina akan terdiri dari Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha, Kepala Staf Ukraina Andriy Yermak dan Menteri Pertahanan Rustem Umerov.
PBB pada September 2024 mengungkap lebih dari 11.700 warga sipil tewas sejak dimulainya perang Ukraina pada Februari 2022. PBB pun mendesak para pemimpin untuk memanfaatkan semua peluang untuk mengakhiri konflik.
Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan Joyce Msuya mengatakan pihaknya prihatin karena situasi perang Ukraina terus memburuk. Jumlah korban tewas terus meningkat. Penderitaan manusia terus berlanjut pada tingkat yang tidak dapat ditoleransi.
Sedangkan intelijen Amerika Serikat menyebut sebanyak 354.000 tentara Rusia dan Ukraina diduga telah terbunuh atau terluka dalam perang Ukraina yang mengarah ke konflik berkepanjangan.
Pilihan editor: Elon Musk dan Menlu Rubio Cekcok Soal Pemangkasan PNS di AS