Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika menang di Irak, Timur Tengah semakin baik, Palestina merdeka akhir 2007. Agenda luar biasa ini disampaikan dalam pidato kenegaraan Presiden AS George W. Bush. Kini segala daya dikerahkan. Mengemban ”tugas suci” ini, pekan lalu Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice mengunjungi Timur Tengah.
Bagaimana prospeknya? Amati jalan pikiran Nabil Saath. Ia mantan Menteri Luar Negeri Palestina yang pernah menjadi juru runding damai Palestina-Israel. Kini Saath anggota Dewan Penasihat Fatah dan hidup di Kota Gaza. Berikut petikan wawancara Saath dengan Bina Bektiati dari Tempo:
Bagaimana kondisi Palestina sekarang?
Pertikaian internal (Hamas-Fatah) sudah mereda. Kami bekerja keras untuk pembentukan pemerintahan bersama, dengan dialog. Abu Mazen (panggilan lain Mahmud Abbas, Presiden Palestina) ke Yordania berunding dengan berbagai pihak, termasuk dengan para petinggi Yordania dan Mesir, serta kembali bertemu dengan Menlu Rice.
Ada beberapa proposal dari pihak luar untuk penyelesaian masalah Palestina-Israel. Mana yang paling baik dan cocok?
Kami tidak terlalu bergantung pada usulan-usulan pihak lain, karena kami sedang merundingkan apa yang terbaik bagi rakyat Palestina. Fatah tidak keberatan Ismail Haniyah tetap menjadi perdana menteri. Tapi, yang sedang dirundingkan adalah siapa yang menjadi Menteri Dalam Negeri.
Jadi, Anda yakin pemerintahan bersama Hamas-Fatah bisa dibentuk?
Ya. Sekarang keadaannya makin baik. Kedua belah pihak bisa menahan diri. Orang-orang Hamas tahu bahwa pertikaian hanya akan merusak proses perbaikan Palestina. Masing-masing pihak benar-benar menahan diri sekuat tenaga.
Pemerintah AS tampak serius dengan penyelesaian masalah Palestina….
Abu Mazen tetap membuka diri terhadap AS. Tapi Rice menyatakan hanya akan mendengar apa kepentingan Palestina. Itu hanya membuang-buang waktu, karena Israel selama ini tidak pernah mematuhi rencana damai apa pun.
Jadi, pemerintah AS tidak benar-benar memperhatikan Palestina?
Saya kira prioritas AS adalah Irak, Iran, bukan Palestina. Kunjungan Rice tidak menawarkan sesuatu yang baru. Saya tidak melihat kunjungan itu berguna. Yang paling bermanfaat adalah Palestina bersatu dan menemukan jalan kami sendiri.
Bagaimana dengan bantuan negara-negara di Timur Tengah?
Mesir dan Yordania memang menolong, tapi mereka tidak mampu menghentikan tekanan Israel. Pemerintah Mesir mengizinkan uang masuk ke wilayah Palestina melalui perbatasan negaranya. Tapi, masalahnya, AS melarang semua transfer uang melalui bank.
Tapi, selama AS dan sekutunya tetap memusuhi Hamas, bagaimana bisa rakyat Palestina menentukan jalan sendiri?
AS tidak hanya memboikot Hamas, tapi juga terus-menerus mengontrol dan menekan warga Palestina. Israel juga menghentikan aliran uang yang merupakan hasil pembayaran pajak hak rakyat Palestina. Hukuman kolektif ini membuat hidup kami sangat susah. Saya kira negara-negara Eropa akan segera menghentikan tekanan, dan bersedia membantu.
Bush yakin negara Palestina akan dideklarasikan pada akhir 2007.…
Saya tidak yakin dia akan berbuat banyak untuk mewujudkan itu. Dia sudah pernah berjanji Palestina merdeka pada 2005, dan itu tidak terwujud. Mustahil kami tak melibatkan Israel di sini. Tapi melibatkan AS hanya membuat semuanya lebih berat.
Harapan Anda?
Kami berharap mampu mempersatukan rakyat Palestina. Dengan bantuan dari masyarakat internasional, untuk mengadakan konferensi internasional yang akan membawa kami lebih dekat untuk menegosiasikan terbentuknya negara Palestina. Tujuan kami adalah Palestina merdeka.
Apa yang Anda harapkan dari pemerintah Indonesia?
Indonesia makin menunjukkan perhatian besar kepada Palestina dan kawasan ini. Misalnya, mengirimkan tentara untuk mendukung pasukan perdamaian di bawah PBB, di Libanon Selatan. Saya tahu pemerintah Indonesia ingin memainkan peranan lebih besar dalam masalah Israel-Palestina, dan kami mendukung. Ketika saya berkunjung ke Indonesia tahun lalu, saya bertemu dengan Menteri Luar Negeri dan beberapa organisasi. Mereka semua menunjukkan perhatian dan keinginan membantu. Saya berharap, di masa mendatang, Indonesia akan mengirimkan pasukan sebagai penjaga perdamaian ke Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo