Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota parlemen Chile dari kubu oposisi menyorongkan proposal pemakzulan terhadap Presiden Chile Sebastian Pinera pada Rabu, 13 Oktober 2021. Rencana pemakzulan mengemuka setelah Presiden Sebastian diduga melakukan penyimpangan dalam penjualan sebuah perusahaan pertambangan, yang detailnya disebut dalam Pandora Papers.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya pada bulan ini, Jaksa penuntut di Chile mengutarakan akan melakukan sebuah investigasi atas dugaan suap dan pelanggaran pajak atas penjualan sebuah perusahaan bidang pertambangan. Sedangkan diantara dokumen yang dibocorkan dalam Pandora Papers, disebutkan ada kesepakatan jual-beli pada 2010 sebuah perusahaan pertambangan, Dominga.
Dokumen Pandora Papers memuat sejumlah nama tokoh dan pesohor nasional yang mendirikan perusahaan cangkang di negara suaka pajak. Pandora Papers merupakan laporan yang membocorkan sekitar 12 juta file berupa dokumen, foto, dan email yang mengungkap harta tersembunyi, penggelapan pajak, serta kasus pencucian uang yang melibatkan orang terkaya dan berkuasa di dunia.
Dominga adalah perusahaan bidang tambang dan biji besi di Chile. Presiden Pinera adalah seorang pengusaha kelas kakap yang sukses.
Bocornya dokumen keuangan yang dipublikasi dalam Pandora Papers telah menimbulkan kontroversi di Chile. Sebab dokumen itu menyebut juga sebuah perusahaan milik keluarga Pinera, yang tergantung pada peraturan yang menguntungkan.
Transaksi penjualan Dominga sebelumnya sudah periksa oleh pengadilan dan dihentikan pada 2017.
Anggota parlemen dari sayap kiri Jaime Naranjo, salah satu tokoh yang mengusulkan pemakzulan mengatakan Presiden Pinera telah secara terbuka melanggar konstitusi dan secara serius mengorbankan negara.
Presiden Pinera menolak tuduhan yang diarahkan padanya dan berpendapat semua detail dalam kontrak sudah dievaluasi dan tidak ditemukan adanya kejanggalan.
Sumber: Reuters