KOTA Calcutta jang memang miskin, kini semakin sengsara.
Pengungsi Benggala Timur jang mengalir kelaparan, kini ditimpa
pula wabah kolera. Hudjan dan bandjir membuat keadaan lebih
berat, dan sebuah angka: 8 ribu, discbut sebagai djumlah manusia
jang pasti sudah mati oleh wabah pada 2 pekan silam.
Perdana Menteri Indira Gandhi merasa bertanggungdjawab terhadap
kesengsaraan umum tersebut, dan karena itulah mungkin maka ia
menjebut-njebut soal pengakuan terhadap Bangla Desh. meskipun
negara baru itu sudah lama tidak kedengaran raungnja. Puteri
Nehru itu dengan terbuka menuduh Islamabad sebagai mendjalankan
kebidjaksanaan jang tidak berperi kemanusiaan, sebab selain
mengusir dengan paksa 4 djuta penduduk Pakistan Timur, kolerapun
ikut mengungsi. "Tidak bisa tidak, ini sudah urusan
inter-nasional", kata njonja jang duduk di New Delhi itu.
Paru-paru. Lebih mengerikan lagi laporan kepala kantor berita
Ghana, Thomas Kwarten. Setelah menindjau pengungsi-penguIlgsi
Pakistan Timur, sambil menikmati makanan dalam suatu djamuan
jang diberikan oleh wartawan-wartawan India, Thomas bertjerita
tentang kesengsaraan pengungsi-pengungsi jang bukan sadja
menderita lapar, kolera dan typhus, tapi radang paru-paru djuga
sedang mengantjam. Ia menjebut hudjan sebagai antjaman
mengerikan, sebab meskipun musim belum tiba pada puntjaknja,
sebagian dari 5 ratus kamp jang dihuni pengungsi telah terbenam,
sementara 2 djuta lainnja belum djelas djenis atap jang bisa
dipakainja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini