Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Iran Kutuk Pengakuan Israel atas Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Iran mengecam "pengakuan kurang ajar" Israel atas pembunuhan mantan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

25 Desember 2024 | 14.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Demonstran membawa foto mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, mendiang pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, dan pemimpin Hamas Yahya Sinwar, selama protes untuk mendukung Lebanon dan Gaza pada peringatan satu tahun serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, di Tunis, Tunisia, 7 Oktober 2024. REUTERS/Jihed Abidellaoui

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Iran pada Selasa mengecam “pengakuan kurang ajar” Israel atas pembunuhan mantan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran awal tahun ini. Iran menuduh Israel telah melakukan “kejahatan keji” dan membela respons serangan rudalnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pengakuan kurang ajar ini menandai pertama kalinya rezim Israel secara terbuka mengakui tanggung jawabnya atas kejahatan keji ini,” kata Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres seperti dilansir Al Arabiya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada Senin, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, untuk pertama kali secara resmi mengakui bahwa negaranya bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Haniyeh, yang memimpin upaya negosiasi Hamas untuk gencatan senjata di Gaza, terbunuh di sebuah wisma di Teheran pada 31 Juli. Ia dilaporkan tewas oleh alat peledak yang dipasang oleh agen Israel beberapa minggu sebelumnya.

Hingga Senin, Israel tidak pernah mengakui pembunuhan Haniyeh, namun Iran dan Hamas mengaitkan kematian pemimpin politik Hamas tersebut dengan Israel.

Pada Selasa, Duta Besar Iran untuk PBB Iravani menyebut pembunuhan Haniyeh oleh Israel sebagai “tindakan teroris yang keji,” dan menambahkan bahwa pernyataan Katz menunjukkan bahwa Iran dibenarkan dalam menyerang Israel sebagai pembalasan.

“Hal ini juga menegaskan kembali legitimasi dan legalitas respons defensif Iran pada 1 Oktober 2024, serta posisi konsisten Iran bahwa rezim pendudukan dan teroris Israel tetap menjadi ancaman paling serius terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional.”

Pada Oktober, Iran mengatakan pihaknya menembakkan 200 rudal ke Israel, yang merupakan respons nyata terhadap pembunuhan tersebut. Israel mengatakan sebagian besar proyektil tersebut dicegat oleh pertahanan udaranya sendiri atau oleh angkatan udara sekutu.

Pada 27 September, Israel juga membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pemboman di Beirut, Lebanon. Serangan ini diikuti dengan pembunuhan pemimpin Hamas yang lain, Yahya Sinwar pada 16 Oktober di Gaza.

Para pejabat Israel mengklaim Sinwar mendalangi serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan itu memicu genosida Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 45.000 orang dan membuat sebagian besar wilayah Palestina menjadi puing-puing.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus