Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2019 Arab Saudi menahan delapan orang dengan tujuh hingga 20 tahun penjara atas pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Laporan intelijen AS yang dirilis oleh pemerintahan Joe Biden pada hari Jumat, mengatakan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menyetujui operasi untuk menangkap atau membunuh Jamal Khashoggi, eksil Saudi yang mengkritik kebijakan MBS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pelapor khusus PBB untuk eksekusi di luar hukum, dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada tahun 2019, mengidentifikasi 11 orang yang diadili, berdasarkan informasi dari berbagai sumber pemerintah, Reuters melaporkan.
Berikut adalah profil beberapa dari mereka yang telah ditahan, diselidiki, atau dipecat di Arab Saudi atas kasus Khashoggi, berdasarkan laporan media dan foto, ditambah informasi dari pejabat dan sumber, dikutip dari Reuters, 28 Februari 2021.
SAUD AL-QAHTANI
Qahtani, yang dipandang sebagai tangan kanan putra mahkota, dicopot sebagai penasihat istana kerajaan dan merupakan tokoh profil tertinggi yang terlibat dalam operasi tersebut.
Qahtani diperiksa oleh jaksa penuntut umum tetapi tidak dituntut.
Dia bergabung dengan istana kerajaan di bawah almarhum Raja Abdullah. Dia menjadi terkenal sebagai orang kepercayaan di lingkaran dalam rahasia Pangeran Mohammed bin Salman. Qahtani secara teratur berbicara atas nama putra mahkota, dan telah memberikan perintah langsung kepada pejabat senior termasuk di aparat keamanan, kata sumber yang memiliki hubungan dengan istana kerajaan.
Qahtani telah mencoba membujuk Khashoggi kembali ke Arab Saudi setelah dia pindah ke Washington karena takut akan pembalasan atas kritikannya, menurut orang-orang yang dekat dengan jurnalis dan pemerintah Saudi.
Saud al-Qahtani, pembantu utama Pangeran Mohammed bin Salman.[Twitter Saud al-Qahtani/@saudq1978]
Pejabat Saudi mengatakan Qahtani memberi wewenang kepada Maher Abdulaziz Mutreb untuk melakukan negosiasi untuk kembalinya Khashoggi ke kerajaan.
Qahtani menggunakan Twitter untuk menyerang kritikus kerajaan secara umum dan secara khusus orang yang mengkritik Mohammed bin Salman. Dia juga menjalankan grup WhatsApp dengan editor surat kabar lokal, mendikte pernyataan resmi kerajaan ke media.
Dalam utas Twitter Agustus 2017, meminta pengikut untuk menandai akun untuk daftar hitam untuk pemantauan, Qahtani menulis: "Saya adalah seorang karyawan dan pelaksana setia dari perintah tuanku raja dan tuanku putra mahkota yang setia."
Jaksa penuntut umum Saudi mengatakan larangan perjalanan diberlakukan pada Qahtani sementara penyelidikan berlanjut, tetapi sumber yang berbasis di Teluk mengatakan kepada Reuters bahwa dia bebas dan masih beroperasi secara diam-diam.
AHMED MOHAMMED AL-ASIRI
Al-Asiri adalah mantan wakil kepala intelijen umum dan termasuk di antara mereka yang dipecat oleh Raja Salman. Jaksa penuntut mengatakan dia memerintahkan operasi untuk memulangkan Khashoggi, tetapi tidak membunuhnya.
Pihak berwenang mengatakan pada 2019 Al-Asiri dibebaskan karena tidak cukup bukti.
Asiri bergabung dengan militer pada 2002, menurut laporan media Saudi, dan menjadi juru bicara koalisi Arab yang bertempur dalam perang saudara Yaman pada 2015. Dia diangkat sebagai wakil kepala intelijen luar negeri berdasarkan dekrit kerajaan pada April 2017.
MAHER ABDULAZIZ MUTREB
Mutreb adalah jenderal dan seorang asisten mantan tangan kanan putra mahkota Saud al-Qahtani untuk keamanan informasi dan pemimpin negosiator di dalam konsulat, menurut seorang pejabat senior Saudi. Laporan PBB mengatakan Mutreb terlibat dalam perencanaan operasi beberapa hari sebelum itu terjadi dan tercatat menyebut Khashoggi sebagai "domba kurban".
Maher Abdulaziz Mutreb terlihat dalam kunjungan Mohammed bin Salman. [hurriyetdailynews.com]
Mutreb adalah perwira intelijen senior dan di tim keamanan untuk putra mahkota, penguasa de facto Arab Saudi. Dia telah muncul dalam foto dengan pangeran dalam kunjungan resmi ke Amerika Serikat dan Eropa.
Menurut seorang pejabat Saudi, Mutreb dipilih untuk operasi Istanbul karena dia sudah mengenal Khashoggi sejak mereka bekerja bersama di kedutaan Saudi di London dan dapat meyakinkannya untuk kembali ke Arab Saudi.
SALAH MOHAMMED TUBAIGY
Tubaigy adalah ahli forensik di departemen bukti kriminal kementerian dalam negeri Saudi, menurut biografi oleh Komisi Saudi untuk Spesialisasi Kesehatan.
Dalam operasi Istanbul, dia seharusnya menghapus bukti seperti sidik jari atau bukti penggunaan kekuatan, menurut pejabat Saudi itu.
Tubaigy tampaknya bukan anggota tim inti tetapi secara khusus direkrut untuk membuang jenazahnya, kata laporan PBB.
MUSTAFA MOHAMMED AL-MADANI
Madani memimpin upaya intelijen untuk tim yang terdiri dari 15 orang itu di Istanbul, kata seorang pejabat Saudi.
Menurut pejabat itu, Madani mengenakan pakaian Khashoggi, kacamata dan jam tangan Apple dan pergi melalui pintu belakang konsulat untuk membuatnya terlihat seperti Khashoggi yang keluar dari gedung konsulat.
Laporan PBB mengatakan kehadirannya sebagai orang yang mirip dengan janggut palsu menunjukkan pembunuhan itu telah direncanakan sebelumnya. Laporan PBB mengidentifikasi Madani sebagai brigadir jenderal yang dipekerjakan di istana kerajaan.
Baca juga: Ini Reaksi Berbagai Negara Atas Laporan Amerika Soal Pembunuhan Jamal Khashoggi
MOHAMMAD AL-OTAIBI
Dia adalah Konsul Jenderal Saudi Istanbul pada saat pembunuhan Khashoggi. Dia mengajak Reuters berkeliling konsulat empat hari kemudian, membuka lemari untuk menunjukkan bahwa Khashoggi tidak ada di sana.
Laporan pelapor PBB menerbitkan rekaman percakapan yang dilakukan Otaibi dengan pejabat Saudi lainnya beberapa hari sebelum pembunuhan Khashoggi di mana dia membahas "misi sangat rahasia". Otaibi meninggalkan Istanbul dan tidak terdengar kabarnya sejak saat itu. Wakil jaksa penuntut umum Saudi mengatakan pada 2019 Otaibi telah dibebaskan setelah diinterogasi.
Yang lainnya, termasuk FAHAD SHABIB AL-BALAWI dan WALEED ABDULLAH AL-SHEHRI, keduanya anggota Pengawal Kerajaan Saudi, TURKI MUSERREF AL-SHEHRI, seorang perwira intelijen, juga diselidiki menurut laporan PBB. Ketiganya termasuk di antara 10 pejabat Saudi yang terdaftar dalam laporan itu dan sebagai orang yang berada di konsulat pada saat pembunuhan.
MOHAMMED SAAD AL-ZAHRANI dan SAIF SAAD AL-QAHTANI, yang juga berada di konsulat saat pembunuhan terjadi, dilaporkan diadili. MANSOUR OTHMAN ABAHUSSAIN, yang berada di kediaman konsul jenderal, serta MUFLIH SHAYA AL-MUSLIH, anggota staf konsuler, juga disebut-sebut dalam penyelidikan pembunuhan Jamal Khashoggi oleh PBB.
REUTERS