Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim pengacara Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bersaksi di sebuah pengadilan pada Senin, 3 Oktober 2022, kalau Putra Mahkota tidak bisa digugat karena punya kekebalan hukum setelah ditunjuk menjadi perdana menteri pada akhir pekan lalu. Mohammed bin Salman saat ini menghadapi tuntutan hukum di Amerika Serikat atas kasus pembunuhan wartawan senior Arab Saudi Jamal Khashoggi pada 2018 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Khashoggi dibunuh dengan cara dimutilasi oleh kelompok pembunuh dari Arab Saudi. Dia meregang nyawa di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Intelijen Amerika Serikat sangat yakin pembunuhan itu atas perintah Mohammed bin Salman, yang berkuasa secara de facto di Kerajaan Arab Saudi.
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman. Reuters
Mohammed bin Salman menyangkal telah memerintahkan pembunuhan pada Khashoggi, namun kemudian mengakui kejadian itu di bawah pengawasannya.
Pada akhir pekan lalu, Raja Salman menunjuk Mohammed bin Salman sebagai perdana menteri bagi Raja Arab Saudi. Keputusan itu diterbitkan lewat sebuah dekrit Kerajaan Arab Saudi, di mana hal ini sudah sejalan dengan sejumlah tanggung jawab yang dijalani Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota selama ini.
“Kerajaan Arab Saudi tidak ragu sama sekali dengan Putra Mahkota, yang mendapatkan kekebal hukum karena statusnya,” demikian pernyataan tim pengacara Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam sebuah petisi yang meminta pengadilan federal distrik di Washington untuk membatalkan kasus ini. Tim pengacara Mohammed bin Salman juga menyebut kepala negara asing yang kekebalan hukumnya diakui oleh Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebelumnya mengatakan pihaknya menilai Mohammed bin Salman bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi. Meski Mohammed bin Salman sudah membantah terlibat, namun Biden menyebut mereka yang terlibat dalam kasus ini harus dibawa ke meja hijau.
Khashoggi diketahui suka mengkritik kebijakan-kebijakan Mohammed bin Salman. Sebelum terbunuh, dia bekerja sebagai kolumnis di surat kabar Washington Post di Amerika Serikat. Dia mendatangi kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk mendapatkan surat-surat yang dibutuhkan agar bisa menikahi tunangannya Hatice Cengiz, yang berkewarga-negaraan Turki.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.