Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dering telepon itu tiba-tiba memecahkan hening di ruang kerja Mahmud Abbas. Datang dari kantor Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, si penelepon di ujung sana—dia salah satu pembantu Sharon—meminta bicara. Dia memberi selamat kepada Abbas yang baru saja menang pemilu, sekaligus memohon silaturahmi dengan Perdana Menteri Palestina yang baru itu untuk bertemu. Pertemuan itu terlaksana pada Selasa pekan lalu. Menurut seorang pejabat kantor Sharon, pertemuan itu hendaknya dapat menjadi tanda baik untuk melanjutkan perundingan antara Israel dan Palestina.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo