Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen Lebanon memilih panglima militer Joseph Aoun sebagai kepala negara pada Kamis, 9 Januari 2025. Dikutip dari Reuters, dalam pidatonya di majelis Aoun berjanji ingin memastikan negara memiliki hak eksklusif untuk membawa senjata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aoun berjanji membangun Lebanon selatan dan bagian lain negara tersebut yang menurut dia telah dihancurkan oleh Israel. Ia berjanji untuk mencegah serangan Israel terhadap Lebanon yang terjerumus dalam krisis ekonomi dan politik yang mendalam bahkan sebelum konflik terakhir. "Hari ini, babak baru dalam sejarah Lebanon dimulai," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Hizbullah Melemah
Terpilihnya Aoun untuk mengisi jabatan presiden yang kosong dengan jenderal yang mendapat dukungan Amerika menunjukkan melemahnya pengaruh kelompok Hizbullah yang didukung Iran setelah perang dengan Israel.
Pemilihan tersebut mencerminkan pergeseran keseimbangan kekuatan di Lebanon dan Timur Tengah dengan Hizbullah Muslim Syiah yang terpukul parah akibat perang tahun lalu, dan sekutunya di Suriah Bashar al-Assad digulingkan pada Desember.
2. Tidak Ada Pemenang Sesi Pertama Pemungutan Suara
Dikutip dari New Arab, Aoun yang didukung oleh banyak partai politik dalam beberapa hari memperoleh 71 suara dari 128 anggota parlemen yang mendukung dia dalam sesi pemungutan suara pertama.
Setelah menghitung suara, Ketua Majelis Nabih Berri meminta putaran kedua diadakan selama dua jam untuk memungkinkan musyawarah guna memastikan ada presiden terpilih dalam sidang pada Kamis, 9 Januari 2025. Aoun diumumkan sebagai presiden setelah putaran kedua setelah ia menerima 99 suara, melampaui 86 suara yang dibutuhkan untuk menang.
3. Kandidat Calon Presiden
Dikutip dari Aljazeera, selain Aoun penantang lainnya Sleiman Frangieh. Ia disokong oleh Hizbullah yang didukung Iran dan Amal, partai politik Syiah dari Ketua parlemen Nabih Berri.
Frangieh memimpin Marada partai Kristen dengan basis kekuatan di wilayah utara Zgharta . Peluang Frangieh mendapat rintangan setelah Hizbullah dilemahkan oleh perang Israel di Lebanon dan rezim Assad di Suriah, sekutu dekat Frangieh jatuh. Sehari sebelum pemungutan suara, Frangieh mundur dari pencalonannya dan mendukung Joseph Aoun.
Ada juga beberapa nama seperti Jihad Azour, Elias Baysari, Neemat Frem, Gebran Bassil, Ziad Baroud. Mereka juga mundur dari pencalonan karena kurang dukungan dan sebagian memutuskan untuk mendukung Joseph Aoun.
4. Pemilihan Presiden Berkali-kali Terkendala
Dikutip dari ABC, sistem pembagian kekuasaan sektarian Lebanon yang terbelah rentan mengalami kebuntuan, karena alasan politik maupun prosedural. Negara Mediterania yang kecil dan dilanda krisis ini telah mengalami beberapa kali kekosongan presiden yang berlangsung lama dengan masa kekosongan presiden terlama berlangsung hampir dua setengah tahun antara Mei 2014 dan Oktober 2016.
5. Pemilihan Berhasil Setelah Upaya 12 Kali
Pemilihan presiden yang dilakukan pada Kamis, 9 Januari 2025 memutuskan Joseph Aoun sebagai Presiden Lebanon. Pemilihan ini berhasil dilakukan setelah 12 upaya sebelumnya gagal untuk memilih pengganti mantan Presiden Michel Aoun yang masa jabatannya berakhir pada Oktober 2022.