Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pencipta Dragon Ball Akira Toriyama Meninggal di Usia 68 Tahun

Akira Toriyama yang merupakan pencipta Dragon Ball meninggal di usia 68 tahun akibat pendarahan di otak.

8 Maret 2024 | 14.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dragon Ball Super: Super Hero. (Instagram/@dragonballsuper)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pencipta komik dan kartun anime Dragon Ball yang sangat populer di Jepang, Akira Toriyama, meninggal dunia pada usia 68 tahun. “Kami sangat sedih untuk memberi tahu Anda bahwa pencipta Manga Akira Toriyama meninggal pada tanggal 1 Maret karena hematoma subdural akut,” demikian pernyataan yang diposting di akun resmi X dari tim produksi Dragon Ball, Jumat, 8 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami sangat menyesal dia masih memiliki beberapa karya di tengah penciptaan dengan antusiasme yang besar,” kata pernyataan yang dikaitkan dengan Toriyama's Bird Studio. "Dia masih mempunyai banyak hal untuk dicapai. Namun, dia telah mewariskan banyak judul manga dan karya seni kepada dunia ini," ujarnnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami berharap dunia ciptaan Akira Toriyama yang unik terus dicintai semua orang dalam jangka waktu yang lama.”

Dragon Ball adalah salah satu judul manga terlaris dan paling berpengaruh sepanjang masa. Kisah Dragon Ball pertama kali diserialkan pada tahun 1984 dan telah menghasilkan banyak serial anime, film, dan video game.

Komik Dragon Ball menampilkan seorang anak laki-laki bernama Son Goku yang meningkatkan kekuatannya dengan mengumpulkan bola ajaib berisi naga untuk membantunya dan sekutunya dalam pertarungan melindungi Bumi dari musuh jahat.

Penerbit Shueisha mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sangat sedih dengan berita kematian Akira Toriyama yang tiba-tiba.

Eiichiro Oda, pencipta franchise manga besar Jepang One Piece, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kematian Toriyama terlalu cepat. "Ia meninggalkan posisi yang terlalu besar untuk diisi," ujarnya. 

"Tidak kusangka aku tidak akan pernah melihatnya lagi. Aku diliputi kesedihan," kata Oda.

Hematoma subdural adalah kondisi serius dimana darah terkumpul di antara tengkorak dan permukaan otak.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus