Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Musisi pendiri band rock Pink Floyd, Roger Waters dilaporkan masuk daftar hitam database Ukraina sebagai musuh nasional, setelah pernyataannya ke media Rusia soal Crimea dan konflik di Ukraina.
Dilansir Russia Today, Roger Waters, 74 tahun, sedang mengakhiri tur Eropa "US+Them" dengan konser di Saint Petersburg dan Moskow minggu ini. Waters pun berbicara dengan beberapa media Rusia tentang musik dan aktivitas politiknya. Musisi rock ini juga telah menjadi pendukung utama dari perjuangan Palestina dan seorang pengkritik pemberontak yang didukung Barat di Suriah.
Baca: Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?
Namun, pada Senin 27 Agustus 2018, namanya muncul di database situs Mirotvorets (Peacemaker), yang dikelola oleh orang-orang yang memiliki hubungan dengan layanan keamanan dan intelijen Ukraina, yang digolongkan sebagai daftar musuh negara Ukraina.
Gambar daftar hitam Roger Waters di situs myrotvorets Ukraina. [myrotvorets.center via Russia Today]
Situs ini menyatakan "kriminal" Waters bertanggung jawab atas propaganda anti-Ukraina, serangan terhadap integritas teritorial Ukraina dan partisipasi dalam upaya untuk melegalkan aneksasi Rusia Crimea.
Sebagai bukti, situs ini juga melampirkan tautan dua wawancara yang diberikan Waters kepada media Rusia RIA dan Izvestiya, dan mengutip secara khusus pernyataan tentang kota Sevastopol yang Rusia dan penting bagi orang Rusia.
Baca: Amerika Beri Sanksi Rusia, Menlu Jerman Minta Eropa Berdaulat
Rogers Waters menyebut sangat menggelikan menyalahkan Rusia atas konflik di Ukraina dan mengatakan kesalahan itu ada pada Victoria Nuland, pejabat senior Departemen Luar Negeri untuk Eropa dan Eurasia selama pemerintahan Barack Obama. Nuland dilaporkan mendalangi rencana perubahan rezim di Kiev bersama duta besar AS untuk Ukraina, hanya beberapa hari sebelum rencana itu benar-benar terjadi pada Februari 2014.
Mantan pendiri band rock Pink Floyd dan gitaris bass Roger Waters tampil dengan paduan suara anak-anak Rumania selama konser tur "The Wall" di Bucharest 28 Agustus 2013. [REUTERS / Radu Sigheti]
Roger Waters juga menyatakan keprihatinannya tentang kepemimpinan AS, yang katanya tampaknya tidak mengakui perjanjian dan melakukan apa pun yang diinginkannya. Kebijakan seperti itu pada akhirnya akan membuat semua orang terbunuh, kata bintang rock itu kepada Izvestiya, dalam wawancara yang dipublikasikan Senin.
Dalam sebuah wawancara dengan koran Rusia Izvestiya, mantan anggota Pink Floyd, Roger Waters menepis kasus Skripal yang terkenal sebagai "omong kosong." "Bahwa serangan terhadap Skripal itu omong kosong jelas bagi seseorang dengan setengah otak. Tetapi beberapa bahkan tidak memiliki setengahnya, itu sebabnya mereka percaya pada hal yang tidak masuk akal ini," katanya seperti dikutip oleh surat kabar itu.
Pink Floyd [pinkfloyd.eu]
Selain itu, seperti dikutip dari Sputniknews, Roger Waters juga menanggapi kasus peracunan Skripal di Salisbury, Inggris pada awal Maret, ketika mantan perwira intelijen Rusia Sergei Skripal dan putrinya terkena agen syaraf yang dikenal sebagai "Novichok".
Roger Waters mengatakan kasus Skripal sebagai "omong kosong" dan "Bahwa serangan terhadap Skripal itu omong kosong jelas bagi seseorang dengan setengah otak. Tetapi beberapa bahkan tidak memiliki setengahnya, itu sebabnya mereka percaya pada hal yang tidak masuk akal ini".
Roger Waters [www.billboard.com]
Situs "Peacemaker" telah memasukkan daftar hitam siapa pun yang begitu banyak atas aneksasi Crimea. Situs ini telah mempublikasikan informasi pribadi pada ribuan wartawan yang bekerja di area konflik Donbass.
Baca: Hacker Rusia Retas Pejabat Gereja Ortodoks , Kenapa?
Situs web Mirotvorets diluncurkan pada musim semi 2014 untuk mengidentifikasi milisi pertahanan diri Donbass dan pihak yang membantu mereka. Database ini berisi informasi tentang orang-orang yang diduga melakukan kejahatan terhadap keamanan nasional Ukraina.
Ini bukan sumber internet resmi, namun penjaga perbatasan Ukraina melarang orang dalam daftar hitam Mirotvorets masuk ke negara tersebut termasuk pendiri Pink Floyd, Roger Waters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini