Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Peneliti Inggris Kaji Efek Jangka Panjang Covid-19

Otoritas Inggris mengalokasikan dana sekitar Rp150 miliar untuk studi Covid-19.

6 Juli 2020 | 08.01 WIB

Staf di Rumah Sakit Queen Elizabeth bertepuk tangan untuk menunjukkan penghargaan mereka terhadap pekerja Layanan Kesehatan Nasional (NHS) di tengah wabah penyakit virus Corona (COVID-19), selama aksi mingguan "Clap for our Carers" di Glasgow, Inggris Kamis, 23 April 2020 [Jeff J Mitchell / Pool via REUTERS]
Perbesar
Staf di Rumah Sakit Queen Elizabeth bertepuk tangan untuk menunjukkan penghargaan mereka terhadap pekerja Layanan Kesehatan Nasional (NHS) di tengah wabah penyakit virus Corona (COVID-19), selama aksi mingguan "Clap for our Carers" di Glasgow, Inggris Kamis, 23 April 2020 [Jeff J Mitchell / Pool via REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, London – Pemerintah Inggris menyiapkan dana senilai US$10.5 juta atau sekitar Rp150 miliar untuk kajian soal efek jangka panjang Covid-19 pada tubuh manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kementerian Kesehatan Inggris mengatakan ini diperlukan untuk mengetahui dampak kesehatan selain gangguan pernapasan dari Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kajian ini juga untuk mencari tahu mengapa ada orang-orang yang tidak menunjukkan gejala meskipun terpapar Covid-19.

“Kita terus berjuang melawan pandemi global ini,” kata Matt Hancock, menteri Kesehatan Inggris, seperti dilansir Reuters pada Ahad, 5 Juli 2020.

Hancock mengatakan kajian ini dilakukan untuk mengetahui efek fisik dan non-fisik dari Covid-19 atau Corona terhadap seseorang.

Kementerian Kesehatan mengatakan ada 10 ribu orang yang akan ikut dalam studi medis ini.

Universitas Leicester dan rumah sakit di kota itu akan memimpin studi ini.

Peneliti akan mengambil sampel darah dan paru-paru dari pasien Covid-19. Mereka akan menganalisis sampel ini menggunakan teknologi visual canggih.

“Temuan dari studi Covid-19 ini akan digunakan untuk mengembangkan pola baru perawatan yang lebih sesuai untuk masing-masing pasien,” begitu dilansir Reuters.

Pandemi Covid-19 ini merebak di Kota Wuhan, Cina, pada Desember 2019 seperti dilansir Channel News Asia. Wabah ini telah menyebar ke sekitar 190 negara dengan jumlah kasus mencapai 11.34 juta kasus dan 530 ribu orang meninggal.

Sebanyak 5.80 juta orang berhasil sembuh dari Covid-19 setelah menjalani pengobatan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus