Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Penembakan Massal di Sekolah Swedia Tewaskan 11 Orang, TKP Berlumur Darah

Penembakan massal terjadi di sebuah sekolah di Swedia. Motif penembakan masih belum jelas.

5 Februari 2025 | 08.39 WIB

Ilustrasi penembakan. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi penembakan. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelas orang tewas dalam penembakan massal di sebuah sekolah di Swedia pada Selasa, 4 Februari 2025. Polisi Swedia mengatakan penembakan massal itu adalah serangan senjata paling mematikan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Polisi mengatakan pria bersenjata itu diyakini termasuk di antara korban tewas. Polisi masih mencari korban penembakan lain di sekolah yang terletak di kota Orebro. Motif pelaku penembakan belum diketahui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kami tahu sekitar 10 orang tewas di sini hari ini. Alasan kami tidak bisa memberikan informasi lebih akurat saat ini adalah karena insiden ini sangat besar," kata kepala polisi setempat Roberto Eid Forest dalam konferensi pers yang dilansir dari Reuters.

Sore harinya, situs web kepolisian mengatakan ada 11 korban tewas akibat insiden tersebut. Jumlah korban luka masih belum jelas. Belum ada informasi lain tentang kondisi korban luka.

Forest mengatakan dalam konferensi pers bahwa polisi yakin pria bersenjata itu bertindak sendiri. Polisi tidak menduga adanya motif terorisme namun dia memperingatkan bahwa masih banyak yang belum diketahui. Ia mengatakan bahwa tersangka penembak sebelumnya tidak dikenal oleh polisi.

"Kami memiliki lokasi kejadian kejahatan yang besar, kami harus menyelesaikan pencarian yang kami lakukan di sekolah. Ada sejumlah langkah investigasi yang sedang kami ambil yaitu profil pelaku, wawancara saksi," kata Forest.

Penembakan terjadi di Orebro, sekitar 200 kilometer di sebelah barat Stockholm, di sekolah Risbergska. Ini adalah sekolah untuk orang dewasa yang tidak menyelesaikan pendidikan formal atau gagal memperoleh nilai untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Sekolah itu terletak di kampus yang juga menjadi tempat sekolah untuk anak-anak.

Ali Elmokad berada di luar Rumah Sakit Universitas Orebro, mencari kerabatnya, namun belum mengetahui apakah dia termasuk di antara yang terluka atau tewas. "Kami sudah berusaha menghubunginya sepanjang hari, tetapi belum berhasil," katanya. Ia menambahkan punya seorang teman yang juga bersekolah di sana. "Apa yang ia lihat sangat mengerikan. Ia hanya melihat orang-orang tergeletak di lantai, terluka, dan darah berceceran di mana-mana."

Polisi mengatakan mereka masih memeriksa tempat kejadian perkara dan telah menggeledah beberapa alamat di Orebro setelah serangan itu.

Selasa malam, mobil polisi dan personel masih berada di luar gedung apartemen di pusat Orebro yang telah digerebek sebelumnya. "Kami melihat banyak polisi dengan senjata terhunus," kata Lingam Tuohmaki, 42, yang tinggal di gedung yang sama. "Kami sedang berada di rumah dan mendengar keributan di luar."

Perdana Menteri Ulf Kristersson mengatakan itu adalah penembakan massal terburuk dalam sejarah Swedia. "Sulit untuk menerima sepenuhnya apa yang telah terjadi hari ini, kegelapan yang kini menyelimuti Swedia malam ini," katanya dalam konferensi pers.

Raja Carl XVI Gustav menyampaikan belasungkawa. "Dengan kesedihan dan rasa kecewa yang mendalam, keluarga saya dan saya menerima berita tentang kekejaman yang mengerikan di Orebro," katanya.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan simpatinya melalui akun media sosial X. "Di masa sulit ini, kami mendukung rakyat Swedia," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus