Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penembakan massal terjadi di Sekolah Risbergska, Orebro, Swedia, pada Selasa, 4 Februari 2025 waktu setempat. Penembakan ini menewaskan 11 orang, termasuk pelakunya. Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan peristiwa ini menjadi kasus terburuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. WNI di Orebro dalam Keadaan Baik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Antara, Duta Besar RI untuk Swedia dan Latvia Kamapradipta Isnomo memastikan puluhan warga negara Indonesia (WNI) di Orebro dalam kondisi baik setelah insiden penembakan massal. “KBRI sudah berkomunikasi dengan sekitar 20 warga kita di Orebro. Hasil dari komunikasi itu, mereka baik-baik saja,” kata Kamapradipta pada Kamis, 6 Februari 2025.
Warga Indonesia yang tinggal di sebelah lokasi kejadian Campus Risbergska masih takut. Polisi setempat menyarankan mereka untuk tetap berada di dalam rumah untuk sementara waktu.
2. Kasus Terburuk
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dalam konferensi pers mengatakan bahwa penembakan massal di Orebro merupakan insiden terburuk dalam sejarah negara itu. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi. "Masyarakat Swedia ingin mengetahui alasannya, tetapi harus menunggu jawabannya. Seiring waktu, gambarannya akan jelas," kata Menteri Kehakiman Swedia Gunnar Strommer dalam konferensi pers pada Selasa, 4 Februari 2025.
3. Jumlah Korban
Sore pada hari penembakan, polisi mengatakan jumlah korban tewas bertambah yang sebelumnya 10 orang menjadi 11 orang. Polisi mengatakan pria bersenjata itu diyakini termasuk di antara korban tewas. Belum ada informasi lain tentang kondisi korban luka. "Kami tahu sekitar 10 orang tewas di sini hari ini. Alasan kami tidak bisa memberikan informasi lebih akurat saat ini adalah karena insiden ini sangat besar," kata kepala polisi setempat Roberto Eid Forest dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters pada Selasa, 4 Februari 2025.
4. Pelaku Diduga Bertindak Sendirian
Kepala polisi setempat Roberto Eid Forest, mengatakan dalam konferensi pers bahwa polisi yakin pria bersenjata itu bertindak sendiri. Polisi tidak menduga adanya motif terorisme namun dia memperingatkan bahwa masih banyak yang belum diketahui. Polisi tidak memiliki catatan kriminal pelaku sehingga belum mengetahui identitas persisnya, menurut laporan harian Aftonbladet. Roberto Eid Forest mengatakan, meski tidak ada lagi potensi bahaya, pencarian dan pengamanan terus dilakukan di sekolah itu.
5. Memeriksa TKP
Polisi masih memeriksa tempat kejadian perkara dan telah menggeledah beberapa alamat di Orebro setelah serangan itu. Polisi juga akan mewawancarai sejumlah saksi untuk melakukan investigasi. "Kami memiliki lokasi kejadian kejahatan yang besar, kami harus menyelesaikan pencarian yang kami lakukan di sekolah. Ada sejumlah langkah investigasi yang sedang kami ambil yaitu profil pelaku, wawancara saksi," kata Forest pada Selasa, 4 Februari 2025.
Dewi Rina Cahyani turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Swedia Diguncang Penembakan Massal, 11 Orang Tewas