Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Benarkah BUMN Indonesia Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

BUMN pertahanan diduga mengirim senjata ke junta Myanmar. Komnas HAM bisa menyelidikinya.

22 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Parade militer Myanmar dengan peralatan perangnya saat memperingati 77 tahun berdirinya tentara nasional Myanmar, di Naypyitaw, Myanmar, Maret 2022. Reuters/Stringer
Perbesar
Parade militer Myanmar dengan peralatan perangnya saat memperingati 77 tahun berdirinya tentara nasional Myanmar, di Naypyitaw, Myanmar, Maret 2022. Reuters/Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA 18 November 2019, delegasi pertahanan Myanmar yang dipimpin Panglima Pertahanan Jenderal Senior Min Aung Hlaing menyambangi pameran Defense and Security 2019 di IMPACT Exhibition Center, Bangkok, Thailand. Dia menghampiri stan PT Pindad, yang menampilkan maket produk buatannya, seperti tank Harimau, kendaraan tempur Anoa, kendaraan taktis Komodo, dan senapan serbu SS2-V4. Menurut siaran pers Pindad, Min Aung tertarik pada Anoa dan ragam senjata.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Jalan Lain Menekan Junta"

Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus